Mekaar dan ULaMM Tumbuh Bersama PNM

TN, trustnews.id
Senin, 22 Juli 2019 | 07:39 WIB


Mekaar dan ULaMM Tumbuh Bersama PNM
Arief Mulyadi, Dirut PT Permodalan Nasional Madani
Kehadiran PNM merupakan wujud keberpihakan negara kepada rakyatnya yang belum beruntung dalam meningkatkan produktivitas keluarganya.

Tidak ada yang tidak mungkin. Menjadi kiat sukses ala PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam memotivasi para nasabahnya. Kiat yang tak tercatat secara khusus oleh PNM, namun dibuktikan nyata dengan dipercayanya Arief Mulyadi sebagai komandan di BUMN yang fokus pada pembiayaan dan pendampingan usaha mikro kecil. 
Arief yang 19 tahun lalu hanyalah seorang account officer yang bertugas mempromosikan program perusahaan kepada masyarakat, kini menjadi orang nomor satu di perusahaan yang memiliki 2.857 cabang di seluruh tanah air dengan total outstanding pembiayaan per April 2019 senilai Rp 13,23 triliun. 
“Di lapangan itu ada banyak cerita lucu dan menarik, pernah ada nasabah saat diwawancarai bilang begini, kalau cuma ngeluh-ngeluh saja siapa yang mau nolong, kalau nggak dari kita sendiri,”  ujar Arief memecah keseriusan wawancara dengan TrustNews melalui kejadian-kejadian lucu temuan di lapangan.
“Boro-boro smartphone, handphone saja nggak punya,” lanjut Arief menirukan ucapan nasabah yang lain lagi.
Sebagai informasi, PNM mencatat, per Juni 2019, nasabah program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) mencapai hampir 71.509  UMKM. Sementara itu, nasabah program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) mencapai hampir 4.735.525 orang. Bahkan keanggotaan Mekaar ditargetkan menjadi 6 juta orang di akhir 2019 ini.
“Mekaar itu 100% nasabahnya perempuan dan khusus untuk keluarga prasejahtera, jadi di bawah garis kemiskinan sampai standar miskin. Kalau UlaMM saat ini ada sekitar 6,5 triliun outstanding pembiayaannya itu diterima oleh 71.509 pelaku UMKM,” ujarnya.
Dalam perkembangannya, lanjut Arief, PNM merasa perlu untuk meluncurkan Mekaar Plus sebagai upaya yang disebut “naik kelas”. Perbedaannya dengan Mekaar dari besarnya pinjaman yang diberikan, yakni nasabah Mekaar biasa hanya sampai Rp5 juta sedangkan Mekaar plus bisa lebih dari Rp5 juta.
"Kalau nasabah yang plafon pinjamannya di atas Rp5 juta menurut kami pendekatannya harus tidak seperti kepada nasabah dengan plafon pinjaman sampai Rp5 juta atau yang baru belajar usaha," kata dia.
Nasabah Mekaar plus, lanjut Arief, dianggap sudah siap menghadapi dunia usaha sehingga proses pendampingan dan pelatihannya akan lebih ditekankan pada teknik-teknik pengembangan usaha yang lebih besar namun tetap dilakukan pendampingan.  
Sebagai informasi, Program Mekaar adalah singkatan dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera. Program ini adalah program pemerintah yang dijalankan oleh PT Permodalan Nasional Madani.
Sejak diluncurkan tahun 2015, Mekaar secara perlahan telah membuahkan hasil untuk meningkatkan taraf perekonomian rakyat. Lewat program Mekaar, hasil dari usaha para ibu tersebut tak hanya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tapi juga dapat digunakan untuk menabung. Sehingga kehidupan mereka dari hari ke hari menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Ada hal unik yang Arief terapkan kepada para karyawan PNM di kantor pusat yakni mengirimkan para karyawan ke semua kantor-kantor cabang. Tujuannya, untuk merasakan perjuangan rekan-rekannya di lapangan dalam memajukan perusahaan.
“On the job training untuk bisa merasakan bagaimana perjuangan ke kantor cabang di kecamatan harus naik motor 1 sampai 2 jam untuk melayani kelompok-kelompok Mekaar,” ujar Arief.
Hal itu diterapkannya, untuk menumbuhkan jiwa pantang menyerah dalam diri karyawan bahwa PNM itu bukan perbankan atau lembaga keuangan yang memberikan permodalan kepada usaha yang sudah berjalan.
“PNM itu bukan bank, bukan lembaga permodalan. PNM itu memberi akses kepada orang-orang atau usaha yang belum dan tidak tersentuh oleh kedua lembaga tersebut. Keberadaan mereka biasanya ada di desa-desa dan kecamatan,” ujarnya.
Sebab itulah dirinya mengaku bangga ketika PNM mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, karena dinilai telah membantu pemerintah daerah di Lombok Tengah dalam pengentasan kemiskinan melalui layanan pinjaman modal usaha bagi UMKM prasejahtera dalam program Mekaar dan ULaMM.
“PNM mendapat penghargaan dari Pemda Lombok Tengah, penyerahannya pun pakai acara seremonial, karena hadirnya PNM menurunkan angka kemiskinan sampai 1,3 %.  Mereka sangat terkejut, kenapa angka kemiskinan bisa turun? Ternyata ada aktivitas ekonomi yang didukung oleh PNM. Jadi harapan kami kesana, memberi kesempatan sebagai wujud keberpihakan negara kepada rakyatnya yang belum beruntung untuk diberi kesempatan berusaha dalam meningkatkan produktivitas keluarganya,” pungkasnya.(TN)