Orang Tajir Indonesia Bertambah

TN, trustnews.id
Jumat, 19 Juli 2019 | 09:45 WIB


Orang Tajir Indonesia Bertambah
Budi Hartono dan Michael Hartono
Jumlah orang terkaya di Indonesia juga merupakan yang terbanyak di Asia Tenggara.


Data kekayaan di seluruh dunia baru saja dirilis oleh Capgemini dalam World Wealth Report 2019. Dari data tersebut, data orang kaya di Indonesia ternyata menunjukkan penambahan jumlah.
Para orang kaya yang dihitung disebut High-Net-Worth-Individual (HNWI) atau individual dengan kekayaan tinggi. Indonesia memiliki 129 ribu orang HNWI pada tahun 2018.
Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 124 ribu orang. Baiknya lagi, jumlah orang terkaya di Indonesia juga merupakan yang terbanyak di Asia Tenggara.
Dari data tersebut, negara yang memimpin dengan orang terkaya terbanyak adalah Amerika Serikat (AS). Mereka memiliki 5,3 juta populasi orang terkaya.
Para orang terkaya atau HNWI versi World Wealth Report adalah mereka yang memiliki kekayaan di atas US$1 juta atau Rp14,1 miliar. Yang dihitung adalah harta yang bisa diinvestasikan (investable asset), seperti uang, tabungan, dan saham.
Jepang merupakan negara pertama di Asia yang menjadi tempat orang terkaya berkumpul, yakni dengan 3,15 juta orang. Angka itu turun dari tahun sebelumnya, yakni 3,16 juta. Sementara, Jerman memimpin di Eropa dengan 1,35 juta orang terkaya.
Sebagaimana data dari Forbes World’s Billionaires 2019 yang dirilis memuat deretan nama konglomerat itu, ada 21 nama orang asal Indonesia yang masuk ke dalam jajarannya.
Berdasarkan data dari Forbes World’s Billionaires 2019, Budi Hartono (US$18,6 miliar) dan Michael Hartono (US$18,5 miliar) masih menetap di posisi pertama, orang paling kaya di Indonesia. Total kekayaan yang dimiliki menyentuh angka US$37,1 miliar atau setara dengan Rp519,4 triliun.
Setelah Hartono bersaudara, ada Sri Prakash Lohia, pendiri Indorama Corporation, perusahaan petrokimia dan tekstil, itu memiliki kekayaan mencapai US$7,3 miliar. Di belakangnya ada pemilik Mayapada Group, Dato’ Sri Tahir yang memiliki kekayaan US$4,5 miliar.
Dan posisi kelima orang terkaya di Indonesia diduduki oleh Bos CT Corp, Chairul Tanjung. Si Anak Singkong ini memiliki kekayaan US$3,7 miliar.
Namun pada saat yang bersamaan, Capgemini juga mengungkapkan jumlah jutawan di seluruh dunia pada tahun ini berkurang dibandingkan tahun lalu. Penurunan itu menjadi yang pertama kalinya terjadi dalam tujuh tahun terakhir.
Dilansir Forbes, Selasa (9/7/2019), populasi jutawan secara global berkurang 3 persen menjadi 18,02 juta orang. Dengan kata lain, ada sekitar 500 ribu orang yang kehilangan statusnya sebagai jutawan dalam setahun terakhir.
Secara kolektif, harta orang-orang dengan kekayaan minimal 1 juta dolar AS turun 2 triliun dolar AS menjadi 68,1 triliun dolar AS. Penurunan jumlah tersebut setara Rp28 kuadriliun.
"Melambatnya perekonomian global, meningkatnya konflik perdagangan internasional, dan tren kebijakan moneter ketat menjadi penyebabnya," tulis Capgemini, perusahaan konsultan asal Prancis dalam laporan berjudul "Global: World Wealth Report 2019".
Penurunan terjadi pada jutawan di Eropa, baik dari sisi jumlah maupun kekayaan. Jumlah jutawan di Benua Biru turun 24 ribu orang dengan penurunan kekayaan sekitar 500 miliar dolar AS. Penurunan tersebut selaras dengan penurunan penggunaan jet pribadi di Eropa.
Penurunan paling tajam terjadi di Asia Pasifik dari sisi kekayaan sebesar 1 triliun dolar AS dan populasinya berkurang 100 ribu orang. Seperempat dari jumlah penurunan kekayaan di Asia Pasifik berasal China.
"Pasar keuangan China tergerus 2,5 triliun dolar AS dari sisi kapitalisasi pasar karena perang dagang AS-China dan tekanan terhadap mata uang yuan," tulis Capgemini.
Meski begitu, tak semua wilayah mengalami penurunan jutawan. Di Timur Tengah misalnya, jumlah jutawan bertambah hampir 40 ribu orang dengan peningkatan kekayaan hingga lebih dari 100 miliar dolar AS. (TN)