InJourney Percepat Konsolidasi
Sabtu, 12 Agustus 2023 | 04:35 WIB
Dok, Istimewa
InJourney merupakan BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia, berhasil catatkan lonjakan pertumbuhan konsolidasian sebesar 216,2% pada triwulan II tahun 2023 sebesar Rp4,6 triliun dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp1,5 triliun.
Capaian luar biasa ini juga diikuti dengan meningkatnya Laba Bersih konsolidasian perusahaan sebesar 134,4% di angka Rp706,0 miliar di Triwulan II dimana hal ini berarti membalikkan posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami rugi sebesar Rp2,1 triliun.
Dony Oskaria, Direktur Utama InJourney, mengatakan, keberadaan Holding ini sejalan dengan visi pemerintah bahwa pariwisata diharapkan menjadi backbone ekonomi Indonesia ke depan. Selain itu, pengelolaan pariwisata di Indonesia menjadi lebih efisien dan terintegrasi dari hulu sampai hilir.
“Tujuannya bagaimana kontribusi industri pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) Indonesia meningkat. Untuk itu, kita butuh roadmap yang jelas,” ujar Dony Oskaria menjawab TrustNews.
“Dalam tujuan itu, InJourney perlu melakukan konsolidasi dan koordinasi. Sebelumnya, perusahaan BUMN di sektor pariwisata dan pendukungnya hanya berfokus pada core business masing-masing. Model bisnis yang dijalankan perlu dilakukan alignment agar dapat membentuk ekosistem pariwisata yang semakin kuat dan berkembang. Termasuk di sini adalah pengelolaan dan pengoperasian bandara, hotel, destinasi pariwisata dan juga retail. Di bidang ritel juga demikian. Pemerintah ingin ini dikonsolidasikan sehingga bisa memberikan kekuatan lebih besar yang pada akhirnya diharapkan ke depan seluruh sektor pariwisata dan pendukungnya di Indonesia menjadi satu kesatuan,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, dalam rangka menarik kembali wisatawan nusantara dan mancanegara demi pemulihan pariwisata nasional pasca pandemi, Pemerintah berupaya membangun ekosistem pariwisata nasional yang dimulai dengan membentuk holding pariwisata dan pendukungnya berlandaskan PP No.104/2021 tentang penyertaan modal negara ke dalam modal saham PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau yang lebih dikenal dengan InJourney.
Holding ini mendapatkan amanah dari Pemerintah untuk mengintegrasikan sektor pariwisata dari hulu hingga ke hilir, yakni penerbangan, kepengusahaan bandara, hotel, hingga bisnis/industri kreatif/cinderamata, serta berupaya mendorong peningkatan trafik wisatawan melalui kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk asosiasi, swasta, dan UMKM.
Terdapat enam perusahaan yang tergabung ke dalam ekosistem Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung dibawah naungan InJourney. Adapun keenam perusahaan tersebut adalah PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Sarinah, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Dalam jangka pendek/menengah InJourney memiliki lima prioritas. Pertama adalah penataan portofolio bisnis bandar udara anggota holding dengan membangun international logistic hub dan penguatan kualitas serta layanan bandara di Indonesia, dimana salah satunya adalah dengan strategi integrasi pengelolaan dan pengoperasian bandara.
Selain itu, InJourney juga melakukan pengembangan platform pengelola perjalanan/travel management, pengoperasian hotel-hotel di bawah pengelolaan perusahaan BUMN yang jumlahnya sekitar 120-an hotel dan mengembangkan kawasan-kawasan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
“Keberadaan InJourney akan memudahkan kita untuk mensinergikan produk-produk unggul dan mengembangkan destinasi karena core-nya di situ,” ujarnya.
Dony menunjuk keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan seluas 43 hektar di Sanur Bali yang bekerja sama dengan Mayo Clinic Amerika Serikat.
Kemudian pembangunan dan pengembangan KEK Mandalika yang merupakan suatu kawasan ekonomi khusus pariwisata terintegrasi seluas 1.174 ha, dimana telah terbangun sirkuit berskala internasional yang telah dipergunakan untuk penyelenggaraan MotoGP, WSBK dan olah raga otomotif berskala nasional dan internasional lainnya .
“KEK Mandalika sebagai kawasan pariwisata terintegrasi yang meliputi pembangunan infrastruktur dasar berupa akses jalan kawasan, utility duct, water treatment plant, wastewater treatment plant, jaringan listrik, hotel bintang 5 serta fasilitas pendukung lainnya,” ungkapnya.
Menurut Dony, InJourney tidak hanya berfokus untuk mengembangkan destinasi pariwisata. Namun, disaat bersamaan juga menguatkan manajemen pengelolaan destinasi. Contohnya seperti TWC yang sebelumnya hanya menjadi operator taman wisata pada Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko di Jawa Tengah, kini juga memperoleh mandat untuk mengembangkan destinasi pariwisata lainnya yakni Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta.
“Kami punya motto, Bringing Indonesia’s Hospitality to the World. Kita ingin membawa Indonesia kepada dunia dengan mempertahankan kearifan lokal yang dimiliki,” ujarnya.
“Kita kombinasikan pengelolaan pariwisata Indonesia dengan manajemen yang profesional namun tetap memegang teguh kearifan lokal yang kuat. Kedepannya, InJourney akan memperkuat ekosistem dibawahnya melalui strategi branding sesuai dengan bidang usaha utama masing-masing anak perusahaan. Hal ini untuk memperkuat InJourney sebagai brand yang tentunya akan menjadi backbone bagi pariwisata Indonesia”.
BACA JUGA