Barantan Kedepankan Terobosan Khusus Demi Suksesnya Program Gratieks
Sabtu, 15 April 2023 | 09:50 WIB
"Protokol ekspor menjadi kunci percepatan dan akseptabilitas produk pertanian tanah air ke mancanegara. Untuk itu diplomasi dagang berupa harmonisasi aturan dengan negara tujuan ekspor menjadi prioritas kami," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian (Kabarantan), Ir. Bambang MM kepada TrustNews belum lama ini.
Dari terobosan yang dilakukan Bambang dan Timnya melahirkan prestasi membanggakan. Tercatat ekspor pertanian pada tahun 2022 tumbuh sebesar 10,52 persen bila dibandingkan tahun 2021. Ekspor pertanian Januari - Desember 2022 mencapai US$ 4,69 miliar, sementara periode sama ditahun 2021 hanya senilai US$ 4,24 miliar saja.
Target Baratan Rp1.300.000.000 pada akhir tahun 2024. Ini berarti pekerjaan rumah yang dilakukannya tidak sampai 2 tahun bakal segera rampung. Untuk itu, guna mencapai target tersebut kita akan terus bekerja keras untuk mewujudkan harapan Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo),” tegas pria yang dikenal ramah dan murah senyum tersebut.
Diakui Bambang, tugas yang disematkan Sang Menteri kepada institusi yang dipimpinnya lebih kompleks dan penuh tantangan. Sebab, target yang menjadi sasaran, tidak hanya pada kegiatan-kegiatan hilirisasi, fasilitas untuk ekspor dan mencari peluang pasar, namun juga diminta mengawal dari hulu ke hilir.
Termasuk, mulai dari konsepsi pengembangan komoditas, persiapanpersiapannya, di mana lokasinya, di mana pengembangan komoditasnya, siapa petaninya, bagaimana persiapan benih, persiapan pupuk, pemeliharaan, kapan mulai tanamnya. Itu semua juga harus ditinjau dari aspek budidaya, pengelolaan, pemeliharaan, pasca panen sampai dengan perjuangan-perjuangan Barantan untuk meyakinkan Negara-negara tujuan dalam rangka ekspor.
Untuk bisa memuluskan penugasan tersebut, memang tidak mudah. Apalagi Barantan memiliki personil yang terbatas. Maka dari itu pihaknya melakukan koordinasi intens dengan sejumlah pihak terkait seperti Balai Karantina Peternakan, tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan untuk bersinergi.
Harapannya UPT-UPT karantina di daerah bisa bekerja sama dengan pemerintah daerahnya masing-masing agar terus mengembangkan komoditas unggulan daerah berstandar ekspor untuk mendukung gerakan gratieks.
“Pastinya tidak mungkin kami bisa mengawal semuanya sendirian, apalagi dengan keterbatasan personil karantina sehingga kepada komoditas-komoditas yang berbeda yang tidak disepakati menjadi prioritas, diserahkan kepada tim lainnya untuk tetap mengakselerasi sesuai dengan rencana-rencana mereka,” tambah Bambang.
Ada 4 Direktorat Jenderal Teknis Kementerian yang fokus bersama pada 8 komoditas strategis. Tujuannya untuk mengakselerasi komoditas. Pasalnya apapun yang dilakukan dalam mencapai target tersebut tidak bisa berharap hanya pada importir, tetapi pada jumlah, kuantiti dan mutu dari barang tersebut. Ini semua menjadi penting. Jika Indonesia tidak meningkatkan produktivitas pertaniannya, sangat sulit untuk diwujudkan.
Saat ini Barantan juga menerapkan Single Submission Quality Control (SSm QC) yang efektif dalam mengurangi waktu dwelling time dan handling time barang di pelabuhan, pemeriksaan secara menyeluruh barang impor dan ekspor secara rutin, cepat, dan transparan.
"Badan Karantina Pertanian dinobatkan sebagai penggerak aksi pemangkasan birokrasi di kawasan pelabuhan. Itu sebabnya sehingga layanan di pelabuhan saat ini menjadi 20 besar dunia yang tercepat, mengalahkan Amerika," kata Bambang meyakinkan.
BACA JUGA