Panca Karya Kota Madiun
Minggu, 19 Mei 2019 | 07:35 WIB
Walikota Maidi bersama istri kembali ke Balaikota setelah pelantikan di Surabaya
Sebuah acara terbilang unik dipersembahkan warga Kota Madiun dalam menyambut kepulangan Wali Kota Madiun, Maidi dan Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya usai dilantik oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Dua kereta kencana yang dinaiki Maidi dan Inda bergerak menuju Gedung Balaikota Madiun yang berjarak sekitar satu kilometer dari Pabrik Gula Rejo Agung Baru dengan diiringi 20 andong. Warga berbaur bersama para pelajar SD dan SMP yang membawa bendera merah putih, menyambut keduanya di sepanjang perjalanan.
Tak terlalu berlebihan kiranya penyambutan yang diberikan, mengingat Kota Madiun, sebuah kota kecil beragam julukan. Sebut saja Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, Kota Industri dan Kota Karismatik, begitulah keberadaan kota di sebelah barat Surabaya ini, tengah menggeliat dengan segala potensi yang dimilikinya.
Hotel-hotel bintang empat pun mulai melirik Kota Madiun sebagai daerah yang menjanjikan untuk menanamkan modalnya dan menjalankan usaha. Tercatat beberapa nama hotel mulai Aston, Amaris, Sun, Fave dan terakhir Ibis yang membenamkan dana sebesar Rp80 miliar.
Membidik sebagai kota jasa dan perdagangan, Kota Madiun mampu menarik sejumlah investor untuk membenamkan modalnya di wilayah yang hanya memiliki tiga kecamatan ini. Tercatat Nilai investasi di Kota Madiun pada triwulan I tahun 2019 mencapai Rp260 miliar atau sekitar 71 persen dari target sebanyak Rp366 miliar setahun.
Kondisi tersebut tentu berimbas pada capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus mengalami kenaikan selama kurun waktu yang sama (2010-2018).
Sebagaimana diketahui, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam membangun kualitas hidup manusia. Diantaranya pelayanan pendidikan, kesehatan hingga capaian angka harapan hidup.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, IPM terus mengalami kemajuan dari capaian 75,98 pada tahun 2010 menjadi capaian 80,33 di tahun 2018. Bahkan dalam kurun waktu 2013 hingga 2018, secara rata-rata umur harapan hidup tumbuh sebesar 0,05 persen per tahun.
Jadi tidaklah aneh, jika Kota Madiun berada di peringkat ke tiga daerah peraih IPM tertinggi di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang.
Harapan dan impian masyarakat akan masa depan Kota Madiun yang jauh lebih baik itulah, kini berada di pundak Wali Kota Madiun, Maidi dan Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya dalam lima tahun ke depan 2019-2024.
Sebagai Walikota Madiun, Maidi, mengatakan akan langsung bekerja dengan program kerja yang disebutnya Panca Karya.
“Lima program prioritas Panca Karya itu Madiun Kota, Pintar, Melayani, Membangun, Peduli dan Terbuka,” ujarnya.
Maidi pun menjelaskan satu-persatu program prioritasnya tersebut. Madiun Kota Pintar, program untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Madiun, dengan cara peningkatan SDM. Diantaranya melalui pemberian beasiswa, pelayananan kesehatan terpadu, dan meningkatkan kualitas ASN.
Terkait dengan ASN, Maidi mengambil keputusan yang terbilang unik, yakni akan menindaktegas ASN yang memiliki berat badan berlebih. “Biar bisa lincah dalam melayani masyarakat," ujarnya.
Bukan hanya mengimbau, dirinya pun mengaku akan melakukan pengecekan terhadap ASN yang obesitas.
“Tiap enam bulan dan enam bulan sekali akan saya cek serius apakah masih ada ASN yang obesitas,” paparnya dengan tujuan demi kesehatan ASN itu sendiri.
Sedangkan, Madiun Kota Melayani, adalah program untuk menciptakan pemerintahan yang baik. Diantaranya melalui, melaksanakan tata kelola pemerintah berbasis e-goverment, e-plannig, e-budgeting, e-contrat, dan e-monev.
Kemudian, lanjut Maidi, Madiun Kota Membangun, yakni program peningkatan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat. Diantaranya melalui, kegiatan Walikota Bersama Rakyat (WBR) selama dua hari di kelurahan guna menampung aspirasi.
Adapun Madiun Kota Peduli, Maidi menjelaskan, merupakan program untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Diantaranya, penyediaan bus wisata gratis keliling Kota Madiun, mewujudkan Kota Madiun sebagai kota sejuta bunga, dan penghapusan retribusi bagi PKL.
Sementara Madiun Kota Terbuka, yakni program untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik. Caranya dengan menyediakan program satu RT satu free Wi-Fi, dan tersedianya informasi publik dari setiap OPD.
“Saat ini masih dalam proses sinkronisasi program dalam Panca Karya dengan RKPD, beberapa program dan kegiatan tersebut sudah masuk di dalam RPJMD Mada dan sebagian sudah masuk ke perencanaan anggaran 2020," pungkasnya.(TN)
BACA JUGA