Komitmen CCEP Indonesia Menangani Masalah Sampah di Indonesia

Hasan , trustnews.id
Rabu, 12 Oktober 2022 | 08:35 WIB


Komitmen CCEP Indonesia Menangani Masalah Sampah di Indonesia
Dok, Trustnews/Istimewa
TRUSTNEWS.ID - Indonesia juga merupakan pencemar plastik laut terbesar kedua - sekitar 620.000 ton limbah plastik yang dihasilkan bocor ke danau, sungai, dan laut. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah Nasional berupaya memastikan 70% sampah dikelola dengan baik dan sampah plastik laut berkurang 70%, keduanya pada tahun 2025.

Tahun ini menandai tonggak sejarah bagi Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) dalam pemulihan kemasan minuman plastik bekas dan perluasan infrastruktur daur ulang untuk mendorong hasil ekonomi sirkular di wilayah tersebut, dengan rencana pembukaan Amandina Bumi Nusantara, fasilitas daur ulang plastik food grade pertama di Indonesia.

Fasilitas ini merupakan bentuk kolaborasi joint venture antara Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) dan Dynapack Asia, dan juga menggabungkan karya Mahija Parahita Nusantara, yayasan sosial nirlaba yang didirikan oleh kedua perusahaan tersebut.

Melalui Yayasan Mahija, CCEP Indonesia dan Dynapack Asia memastikan bahwa kegiatan operasionalnya mematuhi prinsip dan peraturan hak asasi manusia dalam rantai pasokan pengumpulan sampah, seperti menghapus pekerja anak dan menyediakan lingkungan kerja yang aman.

Selain membangun fasilitas PET, CCEP Indonesia juga melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengelola sampah pasca konsumsi, dengan fokus pada tiga bidang: Pengumpulan, Edukasi, dan Kemitraan. Program pengumpulan sampah sebenarnya sudah dilakukan CCEP Indonesia seperti program Bali Beach Clean Up (BBCU), yang dilaksanakan sejak tahun 2007. Bekerja sama dengan masyarakat dan sekolah di masing-masing wilayah operasional untuk memberikan edukasi tentang pentingnya pemilahan sampah, dan mengembangkan organisasi pengelolaan sampah masyarakat dan bank sampah.

Tujuan CCEP Indonesia di Indonesia ada dua, yaitu: membangun solusi pengumpulan sampah yang efektif yang memberikan bahan baku berkualitas tinggi untuk didaur ulang, sehingga membuat kemajuan pada ekonomi sirkular, sementara juga menstabilkan harga bahan baku dan memastikan praktik pengumpulan yang adil dan bertanggung jawab untuk pemulung.

Tentunya, ambisi kami melampaui pengumpulan sampah dan daur ulang yang setara dengan jejak kemasan plastik kami sendiri. Untuk mencapai komitmen World Without Waste, kita perlu berpikir lebih besar daripada operasional perusahaan sendiri dan bekerja sama menuju visi industri di mana kita menghilangkan plastik yang tidak kita butuhkan, berinovasi bahan baru dan model pengumpulan, dan menciptakan ekonomi sirkular untuk plastik kemasan. Itulah sebabnya kami dengan bangga bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO), menuju solusi jangka panjang di seluruh sistem untuk pengumpulan sampah kemasan di Indonesia.

Bersama dengan industri yang lebih luas, kami mendorong penyelarasan dan mengembangkan peta jalan bagaimana IPRO dapat mendukung yayasan serta fasilitas daur ulang untuk mencapai target pemerintah. Kami melakukan pekerjaan ini bersama The Coca-Cola Company dan, sebagai peserta aktif dalam NPAP pemerintah, mendorong kemitraan dan tindakan kolektif yang lebih besar lagi.

Kami percaya bahwa ada potensi luar biasa untuk membuat terobosan dalam pengumpulan sampah yang kami perkirakan terdapat lebih dari 140.000 ton botol PET pasca-konsumen yang belum terkumpul, meningkatkan kapasitas daur ulang dan mendorong sirkularitas. Kami ingin membantu mengisi kesenjangan infrastruktur dengan mengembangkan model yang dapat diimplementasi berbagai industri dan berkelanjutan untuk pencapaian target daur ulang nasional. (TN/ CCEP Indonesia/san)