PLN

Bright PLN Batam Antisipasi Beban Puncak Permintaan

Hasan, trustnews.id
Jumat, 26 Agustus 2022 | 08:30 WIB


Bright PLN Batam Antisipasi Beban Puncak Permintaan
Dok, Bright PLN Batam/Istimewa
TrustNews.Id - Bright PLN Batam berkomitmen memberikan pelayanan terbaik seiring dengan pertumbuhan kawasan Batam yang pesat. Komitmen ini berbanding lurus dengan Indeks Kepuasan Pelanggan PLN Batam per tahun 2020, nilai indeks yang sebelumnya ditargetkan sebesar 92,50 justru meningkat tajam menjadi 99,49.

Nilai tersebut membuktikan bahwa semua pelanggan yang ada di Batam dan sekitarnya telah memperoleh banyak manfaat dari pengembangan ide yang telah dilakukan oleh PLN Batam ke semua program pelayanan yang disediakan.

"Bright PLN Batam selama Pandemi Covid-19 tetap intens dengan memproduksi energi listrik secara optimal kepada semua pelanggan (Rumah tangga, Industri, Bisnis, Sosial, Pemerintah dan Multiguna). Terutama menjaga keandalan di sektor-sektor kesehatan seperti Rumah sakit dan industri oksigen yang sangat krusial bagi penanganan Covid-19," ujar Direktur Utama PLN Batam, Nyoman S Astawa menjawab TrustNews.

Menurut Nyoman, dalam menjaga kualitas suplai listrik, Bright PLN Batam mengoperasikan beberapa jenis pembangkit dengan bauran energi gas, marine fuel oil (MFO) dan batu bara (PLTG, PLTGU, PLTD, PLTU) dengan total daya mampu pembangkit 524 MW untuk kelistrikan Pulau Batam dan Pulau Bintan.

"Kita juga fokus terhadap pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan) dengan rencana pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Kepri untuk mengurangi emisi karbon," ujarnya

Bright PLN Batam, lanjutnya, juga menggerakkan penggunaan EV (Electric Vehicle) dengan menyediakan infrastruktur seperti SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dan SPBKLU (Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan ListrikUmum) di beberapa tempat di Batam.

"Selain kedua itu, kita juga memiliki program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) utamanya program-program perbaikan lingkungan (penanaman pohon di sekitar area pembangkitan, pemberdayaan nelayan/petani rumput laut, pemanfaatan limbah menjadi pupuk dan pakan ternak)," paparnya.

Upaya tersebut, menurutnya, sebagai antisipasi beban puncak permintaan daya listrik di Batam, Kepulauan Riau pada tahun 2022 diperkirakan mengalami kenaikan yang melebihi dari rencana kerja pemerintah (RKP). Dari RKP tahun 2022 disebutkan beban puncak diproyeksikan 520 megawatt (MW).

Saat ini beban puncak sudah mencapai 520 megawatt. Padahal beban puncak di tahun 2019 tercatat sebesar 457 megawatt, tahun 2020 naik menjadi 465 megawatt, tahun 2021 naik menjadi 480 megawatt.

"Tercatat kenaikan rata-ratanya 10-15 megawatt, sehingga proyeksi awal beban punyanya 520 megawatt, tapi belum sampai akhir tahun beban puncaknya sudah 520 megawatt,” ungkapnya.

Bagi Nyoman, kenaikan beban puncak ini karena animo perekonomian mulai tumbuh, dan tentu harus didukung. Sehingga PLN Batam akan meninjau kembali kebijakan yang mereka buat.

“Pembangkit-pembangkit listrik yang ada saat ini hanya dapat mengakomodir 521,5 megawatt,” ujarnya.

"Dengan beban puncak yang sudah mencapai 530 megawatt, kita memperkirakan hingga akhir tahun beban puncak mencapai 620 megawatt. Oleh karena itu, Bright PLN Batam akan menambah pasokan listrik," tambahnya.

Adapun mitigasi penambahan pembangkit listrik yang mereka siapkan yaitu menambah PLTMG sebanyak 75 megawatt, dengan rincian pada September 2022 bisa menghasilkan 25 megawatt, dan 50 mega watt akan masuk pada bulan Desember 2022 atau Januari 2023.

Tak hanya menjual tenaga listrik di Pulau Batam, menurut Nyoman, Bright PLN Batam juga mendapat penugasan dari PT PLN (Persero) untuk melaksanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Mobile Power Plant (PLTG MPP) di 8 (delapan) lokasi yaitu; Paya Pasir Medan, Nias, Balai Pungut Duri Riau, Air Anyir Bangka, Suge Belitung, Tarahan Lampung, Parit Baru Pontianak dan Jeranjang Lombok dengan total kapasitas sebesar 500 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah tersebut

"Bright PLN Batam telah berhasil membangun dan menyelesaikan PLTG MPP 500 MW untuk mendukung sistem kelistrikan di 8 lokasi tersebar," pungkasnya.

(tn/san)