Komitmen Berkelanjutan Asian Agri

TN, trustnews.id
Senin, 13 Juni 2022 | 14:39 WIB


Komitmen Berkelanjutan Asian Agri
Foto: istimewa
Di tahun 1980-an mayoritas dari perusahan-perushaan besar baik di belahan dunia manapun, termasuk Indonesia menitikberatkan pada pertumbuhan positif perusahaan. Semakin besar profit yang diperoleh dipastikan akan menjamin pertumbuhan perusahaan ke depan.

Tetapi di tahun 1990 hingga 2000 keasadaran akan strategi ini berubah total. Perusahaan-perusahaan besar ini, tidak lagi hanya mengandalkan pertumbuhan sebagai salah satu pijakan untuk mengibarkan kekuatan perusahaan tetapi juga hharus ditunjang dengan konsep sustainability bisnis

Konsep Sustainability Business sebenarnya merupakan sebuah konsep yang menunjukan keberhasilan sebuah perusahaan untuk dapat tetap eksis dan memiliki daya saing yang kuat. Tahan terhadap goncangan yang mempengaruhi kinerjanya. Oleh karena itu, pembahasan berikut akan memberikan gambaran-gambaran umum dan aplikatif, yang sebenarnya tentang karakteristik atau kriteria apa yang membentuk dan mendukung eksistensi sebuah bisnis dalam peta persaingannya.

Sustainability Business mencapai puncaknya 2015 pada saat 198 negara menandatangani konsep tersebut di New York, Amerika Serikat. Tapi begitu dunia dilanda Covid-19, konsep bisnis berubah total. Pertumbuhan bisnis perusahaan, ternyata tidak cukup disandingkan dengan konsep sustainability, tetapi juga harus menggandeng dengan Konsep Resilience. Resilience atau Resiliensi merupakan kemampuan perusahaan untuk bangkit dan pulih ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan.

Pola penggabungan antara konsep Suistanability dengan Resiliensi inilah yang saat ini tengah diterapkan perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia, Asian Agri.

Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979. Hingga kini Asian Agri mengelola 100.000 hektar kebun kelapa sawit dan mempekerjakan lebih dari 20.000 orang.

Sebagai perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans), Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektar kebun kelapa sawit, serta membina kemitraan dengan petani swadaya untuk membawa dampak positif terhadap kesejahteraan dan peningkatan ekonomi petani.

Dengan menerapkan kebijakan tanpa bakar dan praktik pengelolaan kebun secara berkelanjutan, Asian Agri membantu petani mitra untuk meningkatkan produktivitas, hasil panen, kemampuan telusuran rantai pasok, sekaligus mendukung mereka memperoleh sertifikasi. Pabrik Asian Agri menerapkan teknologi terbaik memanfaatkan energi hijau yang dihasilkan secara mandiri, dalam rangka meminimalisasi emisi gas rumah kaca.

“Double power program ini (suitanable dan resiliensi-red) merupakan konsep yang tidak main dan sangat signifikan untk kita terapkan di Asian Agri,” tegas

Bernard A. Riedo, Director of Sustainability & Stakeholder Relations Asian Agri kepada Trustnews.

Penerapan double power program ini, lanjutnya, diimplementasikan melalui komitmen keberlanjutan Asian Agri 2030. Terdiri dari empat pilar strategis, yaitu Kemitraan dengan Petani, Pertumbuhan Inklusif, Iklim Positif dan Produksi yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan. Program ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSDGs) serta tujuan dan visi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan sumber daya yang berkelanjutan melalui serangkaian program dan inisiatif yang memberikan kontribusi positif.

Bernard A. Riedo, Project Leader dari Asian Agri 2030, menambahkan, Asian Agri 2030 adalah strategi bisnis jangka panjang selama sepuluh (10) tahun ke depan untuk memastikan keberlangsungan bisnis agar sejalan dengan filosofi bisnis grup perusahaan yaitu 5Cs - Good for Community, Country, Climate, Customer, dan Company.

Empat pilar komitmen keberlanjutan tersebut meliputi pertama, Kemitraan dengan Petani. Maksudnya, terlibat secara intensif dengan petani mitra untuk meningkatkan kehidupan yng lebih baik untuk para petani. Targetnya, meningkatkan pendapatan petani mitra hingga dua kali lipat melalui program penanaman kembali atau replanting. Selain itu juga meliputi pencapaian program replanting petani mitra, pencapaian sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk petani mitra dengan masing-masing target mencapai 100%. Selain itu juga ditargetkan 5.000 petani swadaya mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Kedua, pertumbuhan inklusif. Maksudnya, mendorong partisipasi yang kuat untuk mencapai kualitas hidup terbaik. Target dari pilar pertumbuhan inklusif antara lain; Mengentaskan kemiskinan ekstrem di sekitar area operasional perusahaan. Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada desa-desa di sekitar area operasional perusahaan seluas lebih dari 500.000 hektar. Kemudian menyediakan akses pendidikan berkualitas melalui pemberian 5.000 paket beasiswa dan mengoptimalkan pengutipan minyak residu.

Ketiga, iklim positif. Pilar ini bertujuan mempromosikan minyak sawit berkelanjutan melalui praktik pengelolaan terbaik. Adapun target dari pilar ini yaitu : One to One area restorasi ekosistem,mencapai tingkat emisi netral dari penggunaan lahan, mengoptimalkan pembangunan fasilitas penangkap gas methane untuk seluruh pabrik pengolahan kelapa sawit milik perusahaan dan 100% penggunaan energi terbarukan di seluruh operasional perusahaan.

Keempat, produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Pilar keempat ini merupakan tindakan terintegrasi untuk membangun produk berkelanjutan yang juga memiliki empat (4) target, yakni; Tidak membuka lahan baru untuk menjadi area perkebunan kelapa sawit, kemudian menerapkan praktik yang ramah lingkungan untuk operasional berkelanjutan. Selain itu juga, mengimplementasikan ekonomi sirkular melalui praktik operasional terbaik serta mengurangi 50% penggunaan pestisida.

‘Asian Agri 2030 merupakan strategi jangka panjang kami yang akan menjadi fokus perusahaan berdasarkan pada pilar serta target yang telah kami tetapkan. Komitmen ini mendorong kami untuk melihat secara lebih mendalam kegiatan operasional dan bisnis kami secara berkelanjutan. Komitmen ini tentunya membutuhkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan agar semua target yang telah ditetapkan dapat tercapai,” Omri Samosir, Head of Operations Asian Agri kepada Trustnews.

Sementara itu, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MSi, mengapresiasi langkah komitmen yag diterapkan Asian Agri. ‘Komitmen Asian Agri 2030 ini merupakan salah satu program yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Hal ini merupakan langkah yang baik dan patut mendapatkan apresiasi. Semoga semakin banyak perusahaan yang mengikuti langkah yang telah ditetapkan Asian Agri ini,” lanjutnya bangga. (TN)