Pendapatan Meningkat, APBN Makin Sehat untuk Dukung Program bagi Rakyat
Rabu, 25 Mei 2022 | 19:57 WIB
Foto: istimewa
Ekonomi pada wilayah DKI Jakarta makin menguat dengan realisasi pendapatan APBN Regional sampai dengan 30 April 2022 mencapai Rp546,43 triliun (56,36% dari target), yang didominasi oleh Penerimaan Pajak sebesar Rp433,72 triliun, sedangkan pagu belanja terealisasi sebesar Rp159,20 triliun yang mengakibatkan surplus regional sebesar Rp387,23 triliun. Surplus tersebut meningkat 110,56% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Inflasi pada April 2022 mengalami kenaikan 0,70% (m to m) dan 2,63% (yoy), dipicu naiknya harga bensin, daging ayam ras, minyak goreng dan tarif angkutan udara.
“Patut kita syukuri karena penerimaan yang semakin baik, ada peningkatan yang sangat signifikan atas surplus anggaran kita. Hal ini dapat terwujud karena meningkatnya ketaatan dari wajib pajak dan wajib bayar kita, serta peningkatan di penerimaan negara bukan pajak. Dengan semakin terkendalinya COVID-19, alokasi yang disediakan untuk penanganan COVID-19 menjadi berkurang, sehingga APBN kita semakin sehat,” jelas Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Alfiker Siringoringo.
Penanganan Kasus COVID-19 di wilayah DKI Jakarta Masih Menjadi Fokus Pemerintah. April 2022, kasus terkonfirmasi COVID-19 DKI Jakarta adalah sebanyak 1.247.969 orang (20,63% dari kasus nasional) dan yang harus melakukan perawatan sebanyak 1.081 orang atau turun signifikan sebesar 83,52% dibandingkan 31 Maret 2022, dengan tingkat kesembuhan sebesar 98,67% atau sebanyak 1.231.372 orang. Sementara itu, kasus yang terkonfirmasi meninggal dunia mencapai 15.243 orang. Pemantauan kasus COVID-19 terus dilakukan seiring dengan kelanjutan Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Fiskal: Kinerja Penerimaan tumbuh positif. Penerimaan Dalam Negeri DKI Jakarta s.d. 30 April 2022 berhasil mencapai Rp546,31 triliun (56,38% dari target), naik 49,58% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 karena ditopang Realisasi Perpajakan sebesar Rp433,72 triliun atau mencapai 52,56% dari target, dengan lonjakan mencapai 60,80% dari periode yang sama tahun 2021. Penerimaan perpajakan ditopang oleh Pajak Dalam Negeri yang mengalami kenaikan sebesar 61,17%, dan Pajak Perdagangan Internasional yang mengalami kenaikan sebesar 41,04% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Persentase realisasi tertinggi pada Pajak Dalam Negeri adalah Pajak Penghasilan sebesar 62,12%, disusul PPN 42,33%, Pajak Lainnya 7,87% dan PBB 1,21%. Persentase realisasi tertinggi pada pajak perdagangan internasional terdapat pada Bea Keluar sebesar 406,18% disusul Bea Masuk 41,35% dan Cukai sebesar 34,54%.
Neraca Perdagangan
Kinerja neraca perdagangan pada regional DKI Jakarta bergerak ke arah positif dari tahun 2021, utamanya karena Impor Maret 2022 yang mencapai US$7,0 miliar mengalami kenaikan sebesar 29,2% (m to m) akibat kenaikan signifikan pada salah satu kelombok barang yaitu Barang Konsumsi sebesar 50,0% (yoy). Selain itu, Ekspor DKI Jakarta sebesar US$0,98 miliar pada Maret 2022 naik 3,1% dibandingkan Februari 2022 sebesar US$0,95 miliar.
Sektor Riil: Pemulihan ekonomi dan terkendalinya COVID-19 mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta.
Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) merangkak naik di tengah resurjensi pandemi COVID- 19 seiring berlakunya bebas karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Wisman di DKI Jakarta
SP–04/ WPB.12/2022
1/2
didominasi dari Tiongkok (16,2%) diikuti oleh wisman Rusia (6,7%) dan wisman Korea Selatan (5,5%) dengan total kunjungan wisman per Maret 2022 sebanyak 23.320 kunjungan, naik 128,7% dibandingkan Maret 2021. Investasi pada triwulan I 2022 terkontraksi 2,23% (q to q) karena munculnya varian COVID-19 Omicron, tetapi tumbuh positif 4,94% (yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Postur APBN Regional DKI Jakarta:
Kinerja Pendapatan APBN Membaik. Pendapatan APBN dan Hibah Wilayah DKI Jakarta s.d. 30 April 2022 sebesar Rp546,43 triliun (56,36% dari target), naik 49,59% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Komponen realisasi tertinggi berasal dari PNBP yang mencapai 78,26% dari target, disusul Penerimaan Perpajakan dengan realisasi 52,56% dan Hibah sebesar 19,59%.
Kenaikan harga komoditi, terutama sektor pertambangan batubara, industri sawit, dan industri pengolahan baja masih menjadi nilai positif bagi penerimaan secara keseluruhan. Hal ini didukung adanya program Pengungkapan Pajak Sukarela (PPS) dan kenaikan tarif PPN menjadi 11% yang berlaku mulai masa April 2022. Naiknya volume importasi, ekspor CPO dan turunannya, dan cukai hasil tembakau yang didominasi hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL/Vape) berperan serta dalam pertumbuhan pendpatan APBN pada wilayah DKI Jakarta.
Kinerja Belanja Melambat. Belanja APBN Wilayah DKI Jakarta s.d. 30 April 2022 terealisasi sebesar Rp159,20 triliun atau 25,39% dari pagu, mengalami penurunan sebesar 12,23% dibandingkan periode April 2021 yang mencapai Rp181,38 triliun. Realisasi Belanja yang mengalami penurunan tertinggi yaitu Belanja Barang sebesar 30,11%, disusul Belanja Modal sebesar 16,57%. Meskipun secara umum belanja mengalami penurunan, namun Belanja Pegawai mengalami kenaikan sebesar 14,01% dan Bantuan Sosial mengalami kenaikan sebesar 1,09%.
Kinerja Penyaluran TKDD Positif. Realisasi Belanja TKDD s.d. 30 April 2022 sebesar Rp3,34 triliun atau mencapai 19,82% dari Pagu, turun 48,74% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Penurunan disebabkan realisasi Dana Transfer Umum yang sebesar Rp2,72 triliun, turun 50,57% dan Dana Transfer Khusus yang sebesar Rp620,10 miliar, turun 38,75%, dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Perkembangan Ekonomi Regional
Pertumbuhan Ekonomi Regional DKI Jakarta pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 0,64% (q to q) dan 4,63% (yoy) didorong oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I 2022 mencapai Rp763,37 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB). Sebaliknya pada April 2022, Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 102,31 dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 99,63, menurun 0,04% dan 0,28% secara berurutan dibandingkan dengan Maret 2022. Secara keseluruhan, perkembangan ekonomi regional DKI Jakarta berdampak positif pada turunnya Tingkat Pengangguran Terbuka pada Februari 2022 sebesar 0,51% dibandingkan Februari 2021.
BACA JUGA