Upaya Meningkatkan Kemandirian Petani Kopi

TN, trustnews.id
Sabtu, 16 April 2022 | 14:29 WIB


Upaya Meningkatkan Kemandirian Petani Kopi
Walid, Ketua Koperasi Anak Negeri
Tanaman kopi (merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia.

Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat. Diantaranya kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen.

Atas peningkatan permintaan tersebut, Koperasi Anak Negeri, Jawa Tengah menggagas terobosan baru yang titik beratnya bertumpu pada bagaimana menciptakan market (pasar) bagi para petani kopi di wilayah Jawa Tengah. Diyakini, terobosan ini dapat meningkatan semangat petani kopi untuk terus mengembangkan budidaya tanaman kopi. Sehingga diyakini mampu mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggotanya dan masyarakat pada umumnya guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya yang relatif kecil.

“Kalau kita bicara soal produksi, kami yakin pastinya akan berjalan dengan sendirinya. Tanpa digerakkan, dengan sendirinya soal produksi sudah berjalan. Tapi apakah sudah ada yang memikirkan bagaimana marketnya? Kami yakinkan itu belum maksimal. Makanya kita bangun Koperasi Anak Negeri ini yang bertujuan untuk memenuhi hasil produksi petani kopi di sektor hilir, ini yang menurut kami sangat penting. Koperasi Anak Negeri, harus hadir sebagai fasilitator agar kemandirian petani bisa terbentuk, baik dari sektor produksi maupun pada sisi marketingnya.” ujar Walid, Ketua Koperasi Anak Negeri kepada TrustNews.

Kopi andalan yang disodorkan Koperasi Anak Negeri ke pasaran adalah kopi yang benar-benar berkualitas. Saat ini, diakui Walid penyerapannya belum terlalu besar. Misalnya kopi dari petani Kopi Arabika di Temanggung, yang produksinya mencapai 12 ribu ton, tapi daya serapnya di market baru 10 ton saja, itu pun diambil oleh perusahaan kopi ternama di Jawa Tengah. Sedangkan yang 400 ton atau sekitar 10 persen dari hasil produksi, masuk ke kedai kopi.

Saat ini, jumlah anggota Koperasi Anak Negeri yang terdata ada di 5 Kabupaten, Provinsi Jawa Tengah. Setiap kabupaten itu ada sekitar 5 sampai 7 kelompok tani, yang masing-masing kelompok tani terdiri kurang lebih ada 20 anggota. Para anggota ini didampingi langsung oleh pihak Bank Indonesia dan akumulasinya ada di pihak Koperasi Anak Negeri.

“Kami sangat mengharapkan sekali bantuan pendanaan. Gudang sudah kita siapkan termasuk alat-alat produksi pengolahan kopi. Hanya saja untuk meningkatkan itu kita butuh finansial, disisi lain juga untuk tetap bisa mempertahankan eksistensi koperasi sehingga bisa mem[1]peroleh margin, termasuk petani,” ungkap Walid berharap. (TN)