Kian Mantap Kinerja PDAM Tirta Muria Kudus
Sabtu, 16 April 2022 | 13:30 WIB
Yan Laksmana, Direktur PDAM Kudus
Manajemen PDAM Tirta Muria Kudus (PDAM Kudus), Jawa Tengah terus berupaya meningkatkan layanan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Kudus. Sekaligus memperbaiki kinerja bisnis perusahaan, meski memberikan torehan positif di sepanjang 2021.
Tercatat, PDAM Kudus berhasil membukukan laba selama tahun 2021 sebesar Rp4.02 miliar atau melampaui target yang dibebankan selama setahun sebesar Rp4 miliar.
Adapun upaya meningkatkan pelayanan masyarakat, yakni dengan menawarkan program One Day Service (ODS). Sasarannya 2.900 pemasang baru. Ini mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) untuk pemasangan baru dilaksanakan maksimal tujuh hari.
Yan Laksmana, Direktur PDAM Kudus, mengatakan, program ODS merupakan layanan pemasangan bagi pelanggan hanya membutuhkan waktu satu hari. Tentu dengan syarat bahwa pemasangan pelanggan baru itu maksimal 50 hingga 60 meter dari pipa air PDAM terdekat.
"Jika jaraknya sampai 300 meter, pemasangannya tidak dapat selesai dalam waktu satu hari. Apalagi di kota yang tanahnya sudah dicor pastinya membutuhkan waktu yang lebih lama,” ujar Yan Laksmana kepada TrustNews.
Selain program ODS, lanjutnya, pihaknya juga memiliki program bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Tarifnya sebesar Rp 552 ribu. Besaran itu belum termasuk pendaftaran Rp 78 ribu.
Bagi Yan, sebagai badan usaha, PDAM Kudus memiliki tugas pokok dan fungsi yakni memberikan layanan publik (50%) melalui pemberian akses air bersih kepada masyarakat, Meningkatkan derajat kesehatan dan Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun pada saat yang bersamaan, sebagai badan usaha, PDAM Kudus, wajib mendapat keuntungan atau profit (50%) yang dilakukan dengan membantu meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat, memberikan kontribusi PAD dan menjaga ketersinambungan operasional serta meningkatkan pengembangan layanan.
"Mungkin terdengar saling berlawanan. Di satu sisi, kita harus sosial, di lain sisi sebagai sebuah usaha kita harus mencetak laba," ujarnya.
Hanya saja, baginya, hal itu sesuai dengan visi PDAM Kudus sendiri yakni terwujudnya pelayanan yang prima dalam penyediaan air bersih didukung kinerja perusahaan yang sehat dan berwawasan lingkungan.
"Dengan misi, mewujudkan pelayanan yang prima dalam penyediaan air bersih, meningkatkan kinerja yang sehat dan profesionalisme. Serta meningkatkan pendapatan untuk menunjang program pemerintah, meningkatkan kesejahteraan pegawai dan meningkatkan kemandirian kelembagaan PDAM," ungkapnya.
Terkait dengan tingkat pelayanan, menurutnya, PDAM Kudus berkomitmen memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada para pelanggannya. Ini didasari bahwa secara geografis, Kabupaten Kudus terbagi dalam dua wilayah, yakni dataran tinggi yakni lereng Gunung Muria di bagian selatan dan dataran rendah.
Untuk saat ini PDAM Kudus hanya menggunakan Air Bawah Tanah (ABT). Namun ke depannya, akan ada rencana penggunaan air permukaan di Logung dan Program Dadi Muria. "Logung rencananya 200 lt/dt dan Dadi Muria rencananya 110 lt/dt," jelasnya.
"Kalau jumlah pelanggan sekitar 35% persen dari total penduduk Kabupaten Kudus sudah terlayani atau sebanyak 50.000 pelanggan yang tersebar di sembilan kecamatan," tambahnya.
Upaya untuk memenuhi target pelanggan baru tersebut, PDAM Kudus mengandalkan beberapa program, diantaranya program air bersih untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kemudian promo harga pada momen hari Kemerdekaan Indonesia dan hari ulang tahun PDAM Tirta Muria.
Adapun untuk menggenapi 100 persen masyarakat Kudus tersambung dengan jaringan PDAM Kudus, diakuinya membutuhkan waktu, ini dikarenakan pola pikir masyarakat yang belum menganggap penting keberadaan air bersih yang dihasilkan PDAM Kudus.
"Masyarakat masih berpola pikir 'aku gawe banyu kali ae, awakku yo sehat'. Padahal di wilayah itu sudah kita tanam jaringan. Karena kita ingin masyarakat itu betul-betul sehat dengan air bersih," ungkapnya.
"Secara global wilayah yang sudah tertanam jaringan hampir seluruh wilayah perbatasan. Meliputi perbatasan Pati, perbatasan Jepara dan perbatasan Purwodadi sudah tertanam jaringan. Hanya di Muria saja yang belum karena wilayahnya ketinggian, masyarakatnya menggunakan ABT," pungkasnya.(TN)
BACA JUGA