Bantu UMKM Demi Mendongkrak Perekonomian Kudus

TN, trustnews.id
Jumat, 15 April 2022 | 12:40 WIB


Bantu UMKM Demi Mendongkrak Perekonomian Kudus
Noor Mastiko selaku Direktur Utama BPR BKK Kudu
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang disamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

Statusnya diberikan kepada lembaga keuangan yang disamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Karena tujuannya adalah untuk membantu permodalan atau penyaluran dana bagi usaha mikro dan kecil menengah (UMKM), umumnya status BPR dapat diberikan pada lembaga-lembaga dengan lokasi yang dekat dengan masyarakat kecil yang membutuhkan.

Menopang usaha para pelaku UMKM inilah yang juga tengah gencar dilakukan BPR BKK Kudus, Jawa Tengah. Meski area cakupan kerjanya menyoroti pelaku usaha kecil hanya di 9 kecamatan di wilayah Kabupaten Kudus saja, tapi semangatnya untuk bisa membantu pemerintah dalam menggerakkan pemulihan ekonomi, patut diacungi jempol.

Apalagi, peran yang diemban BPR BKK Kudus dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, cukup strategis. Peran perusahaan yang dikomandani Noor Mastiko selaku Direktur Utama itu di antaranya menggerakkan dan mengembangkan perekonomian daerah. Mereka juga berperan untuk membuka lapangan kerja, dan yang tidak kalah penting, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Tapi untuk semantara ini prioritas yang gencar kami lakukan adalah melalui para pelaku UMKM di wilayah Kudus. Sebab justru para pelaku UMKM inilah yang paling tahan banting ketika pandemi Covid 19 melanda,” tutur Noor Mastiko kepada Trustnews.

Pandemi Covid 19 merupakan situasi luar biasa. Banyak pedagang atau pelaku usaha yang berjatuhan. Sehingga dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri memilah-milah pelaku UMKM antara yang masih mempunyai kekuatan untuk hidup dan yang benar-benar sudah tidak sanggup lagi melanjutkan usaha.

“Disinilah tugas kami. Kita mencari nasabah yang dulu nasabah kita tapi sekarang kok nggak ada. Ternyata mereka nggak bisa bekerja. Modal usaha mereka habis untuk memenuhi hidup. Kita jemput bola sampai ke bawah sampai ke masyarakat kecil. Kalau usahanya benar-benar dibutuhkan masyarakat kita biayai lagi. Dari kami juga memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) yang sifatnya bisa di kembangkan,” katanya.

Melalui kegiatan CSR BPR BKK Kudus memberikan hewan ternak seperti kambing, sebagai wujud bantuan produktif yang bisa meningkatkan mereka.

“Kita memberikan kemarin itu hampir 15 kambing. Ternyata dari 15 itu sudah banyak yang punya anak. Setelah kita cek di lapangan ini efektif sekali. Itu salah satu upaya kita untuk menggerakkan perekonomian di daerah yaitu dengan memberikan pinjaman dalam bentuk kredit dan juga bantuan. Itu yang baru bisa kita laksanakan,” tambah Noor Mastiko.

Sampai dengan Februari 2022 aset yang dibukukan BPR BKK Kudus mencapai Rp 238 miliar. Sedangkan jumlah kredit yang telah disalurkan mencapai Rp 117 miliar, dan sekitar 60%-nya disalurkan bagi pelaku UMKM.

Pasca pandemi saat ini tidak mudah memberikan kredit kepada pelaku usaha, terutama para pebisnis di sektor UMKM yang pernah terdampak kuat akibat penyakit yang sangat cepat penularannya itu.

Diakui Noor Mastiko, tidak mudah meyakinkan para pengusaha yang sempat gulung tikar itu untuk mau menerima bantuan kredit yang diberikan perusahaannya, mereka trauma. Takut usahanya bakal gulung tikar lagi. Apalagi, yang namanya pandemi sifatnya sangat fluktuatif. Satu saat turun, tiba-tiba dalam kurun waktu yang tidak jauh angka penularan positifnya kembali melonjak tajam. Dan kalau situasinya sudah seperti ini, pasti para pelaku usaha ini terkena imbasnya.

“Ini salah satu tantangan terberat kita. Bagaimana bisa meyakinkan para pelaku UMKM yang sempat gulung tikar ini, mau kembali bergelut dalam usaha yang pernah mereka tekuni,” tegasnya.

Meskipun situasi demikian, diakuinya dukungan stakeholder, khususnya pemerintah Kabupaten Kudus sangat mensupport sekali keberlanjutan kegiatan perusahaan. Terutama terkait dengan program-program pelatihan bagi para karyawan. Hal ini sangat penting, mengingat dalam situasi demikian, tidak mungkin perusahaan hanya menyediakan ruang, tetapi harus aktif berupaya untuk meningkatkan kompetensi seluruh manpower-nya. Apalagi, di sisi lain tingkat persaingan dewasa ini semakin tinggi dan kompleks.

“Tanpa dukungan kompetensi dari karyawan, apa yang kita programkan pasti akan berjalan percuma. Kita akan tergilas dengan keadaan perkembangan situasi dewasa ini.Makanya setiap ada pelatihan dari stakeholder, setiap karyawan langsung kita ikut sertakan. Ini kami lakukan demi mendukung program kerja yang sudah kita tetapkan agar berjalan maksimal dan sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama,” pungkasnya. (TN)