PT Waskita Infrastruktur Fokus Mengembangkan Bisnis Baru di Sektor Alat Berat
Kamis, 14 April 2022 | 15:22 WIB
Oktarina Kartifa Ayu Direktur Operasi Waskita Infrastruktur PT Waskita Infrastruktur
Bisnis di sektor alat berat merupakan pengembangan bisnis teranyar dari WKI. Targetnya luar biasa tajam dan diyakini bisa menyumbang laba terbesar bagi perusahaan. “Ini merupakan rencana Waskita Karya, bahwa untuk pengadaan alat-alat berat akan diserahkan ke WKI. Tujuannya, agar alat-alat ini bisa dikelola lebih profesional dan mendatangkan benefit besar bagi perusahaan,” ungkap Direktur Operasi Waskita Infrastruktur, Oktarina Kartifa Ayu kepada Trustnews.
Dalam menjalankan bisnis barunya itu, WKI akan lebih hati-hati. Terutama untuk mengantisipasi risiko yang sedang atau akan terjadi. Langkah strategis ini pen-ting dilakukan, setelah belajar banyak dari dampak yang ditimbulkan akibat merebak-nya Covid 19 di tanah air.
Perlu diketahui, banyak bisnis yang dijalankan WKI berdampak akibat merebaknya pandemi ini. Awalnya bisnis yang dijalankan WKI bisa dibilang lancar tanpa terkendali. Semua berjalan dengan target yang yang ditetapkan. Sayangnya begitu Covid berkembang menjadi pandemi, laju bisnis agak sedikit terganggu, terutama di sektor bisnis manufacture. Ceritanya, sebelum Covid berkembang WKI menang tender di PLN, tapi batal dilajutkan gara-gara pandemi ini. Kelihatannya simple, tapi diakui Ayu efeknya cukup berat dan menjalar keman-kemana.
Namun berkat kepiawaian dan kerja keras yang dikedepankan sosok-sosok profesional WKI, masalah mampu diredam dengan baik. Tepat di tahun 2021 figur-figur terbaik WKI mampu mencetak laba posistif sebesar Rp 6,6 miliar. Walaupun sempat turun dari tahun-tahun sebelum-nya, tapi untuk ukuran laba di masa pandemi, ini bisa dibilang prestasi yang juga membanggakan.
“Dengan masuknya lini bisnis baru, pekerjaan konstruksi terkait alat berat, diharapkan laba WKI makin tumbuh kira-kira 10% per tahun,” tambah Ayu.
Namun sekalipun demikian, diakui ayu untuk mewujudkan harapan tersebut, tidak semudah membalikkan telapak ta-ngan. Dibutuhkan kinerja yang super keras. Sebab dari pengamatan Ayu, sejauh ini masalah pokok utama perusahaan terletak pada pondasi finansial, menejemen risiko, SDM, sistem dan masih banyak lagi. Dan bagi WKI sendiri, persoalan utama yang harus menjai perhatian khusus menyangkut masalah finansial, karena sejauh ini keberlangsungan WKI masih tergantung dengan holding.
“Kita sudah menyusun RJBP bisa independen, tidak tergantung Waskita Karya dalam waktu 5 tahun. Ini yang menjadi tantangan. Untuk mencapai harapan itu, kami menginisiasi pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Wado di Sumedang, Jawa Barat dengan kapasitas 50 Megawatt. WKI sedang mencari partner strategis, karena sudah masuk RUPTL PLN. Masih menunggu tender PPA,” kata Ayu lagi.
Di sisi lain, untuk mengimbangi ha-rapan itu WKI juga fokus meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya (SDM). Harapannya bisa melahirkan sosok pekerja andal, profesional dan terbaik. Sistem yang dikembangkan perusahaan juga terus di-upgrade agar siap menghadapi perubahan dan mampu bersaing dengan dinamika yang terus berkembang dan kompleks.
Dari segi anak perusahaan PT Waskita Karya, memang WKI usianya paling muda, tapi bukan berarti target-target besar yang ditetapkan holding, bukan tidak mungkin bisa diraih. Apalagi, WKI juga diidukung tim-tim andal yang tugasnya mampu membuat pekerjaan tetap eksis dengan baik, zero accident dan sesuai dengan target yang ditetapkan. “Kita punya tagline, building, sustainable, growth, together. Karena visi kita kedepan menjadi anak usaha paling besar di Waskita Karya,” tandas Ayu semangat.
Dari tiga sektor bisnis yang disasar WKI, yakni energi, manufacture, dan konstruksi alat berat, Ayu meyakini ke depan, kesemuanya akan berkembang pesat dan lebih baik. Langkah investasinya yang akan dikembangkan WKI juga akan lebih luas lagi, tidak hanya fokus sektor di pembangkit listrik tapi juga di sektor sanitasi. Investasi di bidang sanitasi ini sesuai de-ngan himbauan pemerintah. Dan langkah investasi ini juga sudah digagas, seperti di Bandung, Sidoarjo, dan beberapa tempat lainnya. (TN)
BACA JUGA