TRANSFORMASI DIGITAL BIKIN BANK SULUTGO MELESAT

TN, trustnews.id
Kamis, 10 Maret 2022 | 08:02 WIB


TRANSFORMASI DIGITAL BIKIN BANK SULUTGO MELESAT
Revino M. Pepah Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo (Bank SulutGo/BGS)
Sejak melakukan transformasi digital, jumlah persentase transaksi digital mencakup 95% dari total transaksi. Jalani tiga fase menjadi BPD Regional Champion.

Pandemi Covid-19 ini membuat seluruh sektor bisnis lebih fokus terhadap pengembangan layanan digital. Khususnya dalam sektor jasa keuangan, kebutuhan nasabah untuk melakukan transaksi dengan cara menghindari pertemuan dan bersentuhan secara langsung membuat perbankan berinovasi dan melakukan revolusi pelayanan dalam bentuk digital.

Revino M. Pepah, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo (Bank SulutGo/BGS), mengatakan, di masa pandemi terdapat beberapa inovasi yang dilakukan Bank SulutGo SG pada aspek digitalisasi. "Bank SulutGo tidak ingin ketinggalan dalam revolusi ini," ujar Revino Pepah menjawab TrustNews.

Dia pun menyebut inovasi yang dilakukan, seperti BSG Direct yang merupakan aplikasi cash management sistem dan BSG Touch yang merupakan aplikasi mobile banking. Kedua aplikasi ini sejak awal tahun 2021 telah mendapat izin dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk penggunaanya dan mengikuti produk-produk digital yang sudah dikembangkan sebelumnya.

"Dengan adanya produk-produk digital tersebut membantu bank dalam menyesuaikan perubahan pola masyarakat dalam bertransaksi secara non tunai," ujarnya

"Ini tercermin dari pelayanan digital mengalami kemajuan pesat selama dua tahun terakhir sejak Bank SulutGo melakukan transformasi," tambahnya.

Data lain mengungkap bahwa penggunaan aplikasi BSG Touch dan BSG Direct bagi nasabah umum serta aplikasi layanan KASDA untuk memudahkan Pemerintah dalam pengelolaan dan transparansi keuangan, menurutnya, mengalami peningkatan selama setahun terakhir.

"Bila dilihat dari trafik data, jumlah persentase transaksi digital mencakup 95% dari total transaksi. Ini sebuah indikasi bahwa para nasabah kita menginginkan aksesibilitas yang cepat dan mudah digunakan," ungkapnya.

Revino menjelaskan, dalam program transformasi BPD terdapat 3 fase yang akan dilakukan yakni foundation building, growth acceleration dan market leadership. Saat ini Bank SulutGo masih berada dalam fase foundation building atau fase membangun proses pendukung (Governance, Risk dan Compliance) dan permodalan yang kuat, disertai kualitas SDM, budaya kerja dan sistem informasi yang handal.

"Terkait dengan proporsi bisnis yang ada, saat ini masih didominasi oleh kredit kepada PNS yang memang merupakan captive market dari Bank SulutGo. Namun demikian komitmen Bank SulutGo untuk berkontribusi pada pembangunan daerah diwujudkan dalam penyaluran kredit pada sektor produktif," ujarnya.

Selain demi meningkatkan pelayanan dalam arus gelombang revolusi teknologi digital, lanjutnya, transformasi yang dilakukan juga dalam upaya mewujudkan cita-cita Bank SulutGo menjadi BPD Regional Champion (BRC) atau menjadi “raja” di daerah masing-masing.

"Di tengah-tengah persaingan yang cukup ketat saat ini, Bank SulutGo tetap berkomitmen untuk menjadi regional champion. Tentunya untuk mencapai hal tersebut BSG masih tetap berpedoman pada Program Transformasi BPD yang bertujuan untuk menjadi bank yang kuat, kompetitif dan kontributif," paparnya.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, Bank SulutGo membukukan laba bersih sebesar Rp 143 miliar pada kuartal III/2021. perolehan laba tersebut naik 1,14 persen secara year on year (yoy).

Pertumbuhan laba ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 5 persen yoy menjadi Rp1,5 triliun. Sementara beban bunga meningkat 1,68 persen yoy menjadi Rp 647 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih naik 8 persen yoy menjadi Rp 848 miliar.

Bank SulutGo mencatat kredit yang diberikan tumbuh 4 persen secara ytd pada kuartal III tahun ini. Kredit yang diberikan sebesar Rp12,47 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp12,9 triliun per 30 September 2021.

Penghimpunan dana pihak ketiga juga tumbuh 19 persen ytd menjadi Rp16,688 triliun. Kenaikan itu berasal dari simpanan deposito sebesar 20 persen menjadi Rp12,1 triliun, sedangkan dana murah tumbuh 28 persen yoy menjadi Rp4,58 triliun.

Bank SulutGo pun tercatat mampu menekan rasio kredit bermasalah yang terjaga di level 3,55 persen (gross) dan 1,84 persen (nett). Dari sisi NIM dan BOPO, Bank Lampung mencatatkan rasio sebesar 7,03 persen dan 92,85 persen.

"Bank SulutGo dapat bertumbuh menjadi Bank yang memiliki brand-recognition teratas dalam benak konsumen di Sulut dan Gorontalo. Serta terus menjadi kontributor utama dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Sulut dan Gorontalo," pungkasnya. (TN)