MANTAP, RDMP BALIKPAPAN AHEAD OF SCHEDULE
Senin, 24 Januari 2022 | 20:19 WIB
Istimewa
Gambaran atas capaian itu bisa dilihat dari raihan atas penuntasan 9 milestone atau tonggak pemcapaan besar pada proyek yang dimulai sejak akhir tahun 2018 tersebut. Progres RDMP Balikpapan di akhir tahun 2021 tercatat berhasil melampaui target yang diproyeksikan. Target dipenghujung tahun 2021 adalah 45,54%, tapi realisasi yang dicapai Pertamina di proyek strategis nasional tersebut sebesar 47%.
“Barusan saya melihat progress di lapangan dan alhamdulillah proyeknya saat ini ahead of schedule. Banyak sekali milestone yang berhasil diselesaikan di RDMP Balikpapan ini, di antaranya sebagian besar ini membuat kita bangga karena semuanya dikerjakan oleh putra putri terbaik bangsa. Dan tadi kita lihat beberapa equipment ini produksi dalam negeri,” ungkap Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat meninjau langsung proyek RDMP Balikpapan, Sabtu 8 Januari 2022.
Menurut wanita yang dikenal ramah dan tegas tersebut, capaian yang meliputi 4 komponen utama yakni engineering, pro- curement, construction dan commissioning itu melebihi dari target forecast. Karena itu, Nicke Widyawati optimis proyek RDMP Balikpapan dapat on stream sesuai target di tahun 2024.
Perlu diketahui, Ke-9 milestone yang berhasil dituntaskan Pertamina melalui proyek RDMP Balikpapan, sepanjang 2021, pertama Delivery 3 units of boiler dan pipa Lawe-Lawe pada Februari 2021. Kedua, Delivery Alkylation Reactor pada Maret 2021. Ketiga, Operational Acceptance Relokasi Flare pada April 2021 dan keempat Delivery 5 unit Steam Turbine Generator pada Juni 2021. Di paruh kedua 2021, Pertamina juga berhasil menuntaskan 5 milestone yakni, Delivery C3 Splitter dan mechanical completion RFCC Feed Tank (Juli 2021), Delivery RFCC Disengager/Stripper and Regenerator serta pemasangan Alkylation Reactor (Agustus 2021).
Alkylation Reactor merupakan komponen penting dalam memproduksi alkylate yang nantinya bisa menghasilkan produk gasoline standar Euro 5. Pada September 2021, Pertamina berhasil melakukan commissioning RFCC Feed Tank dan pemasangan Steam Turbin Generator A dilanjutkan dengan Completion Assembly Ringer Crane 2.800 ton serta pemasangan Propane/Propylene Splitter pada Oktober 2021. Pemasangan ‘Column Propane’ atau ‘Propylene Splitter’, sebuah peralatan penting yang berfungsi untuk memisahkan propylene product dari propane product.
Di akhir tahun 2021, Pertamina berhasil menuntaskan milestone ke-9 yakni commissioning RFCC Feed Tank dan pemasangan RFCC 1st Regenerator. Menurut Nicke, setelah tuntas RDMP Balikpapan secara keseluruhan diproyeksikan dapat menekan defisit neraca migas (current account deficit) hingga US$2,65 miliar per tahun.
RDMP Balikpapan merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan kapasitas kilang dari 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel. Selain itu, proyek pembangunan infrastruktur terbesar Pertamina ini juga bertujuan untuk meningkatkan kompleksitas kilang dalam mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan meningkatkan produk berkualitas tinggi, yaitu produk Non-BBM seperti LPG akan naik pesat 48 kilo ton per tahun menjadi 384 kilo ton per tahun. Sedangkan produk BBM seperti Gasoline, Diesel dan Avtur juga naik drastis dengan total produksi menjadi 319 ribu barrel per hari.
Saat ini Pertamina telah menetapkan beberapa target capaian hingga Oktober 2023. Di antaranya menyelesaikan tambahan kapasitas 100.000 barel per hari sehingga produksi bisa naik dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu perhari.
“Selanjutnya adalah menyelesaikan sisanya, RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) dan gasoline block di 2024. Semua kerja keras dari seluruh tim ini luar biasa akan tercatat dalam sejarah karena kita sudah sekian lama tidak pernah membangun kilang yang baru. Dan kilang lama yang diproduksi 1922, tahun ini sudah genap 100 tahun. Tapi masih beroperasi dengan baik, tentu ini karena maintenance dan operation yang sangat baik dari tim kilang,” jelas Nicke Widyawati.
Di sisi lain, yang membanggakan juga dari proyek ini, tidak hanya mampu menyerap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang besar yakni Rp8,4 triliun, tetapi juga mampu menyerap sekitar 10.200 orang tenaga kerja dengan 99% merupakan tenaga kerja dalam negeri dan 43% di antaranya merupakan tenaga kerja lokal.
"Tentu ini adalah penyerapan tenaga kerja Indonesia yang luar biasa besar, termasuk TKDN-nya. Ini sangat membanggakan karena di atas target yang ditetapkan 40%. Tentu kita harapkan nanti ini akan terus meningkat,” tambah Nicke Widyawati. (TN)
BACA JUGA