Tirta Dharma - PUDAM Kabupaten Ponorogo TINGKATKAN KEPUASAN PELAYANAN BAGI MASYARAKAT
Minggu, 19 Desember 2021 | 19:44 WIB
Lardi
Mewujudkan visi perusahaan “Menjadi perusahaan yang berkembang menuju sehat dengan mengutamakan kepuasan pelanggan serta handal dalam pelayanan." Merupakan agenda besar Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Kabupaten Ponorogo.
Lardi, Direktur Utama PUDAM Kabupaten Ponorogo, (Tirta Dharma) mengatakan sebagai badan usaha, Tirta Dharma memiliki tugas pokok dan fungsi yakni; pertama, memberikan layanan publik (50%) melalui pemberian akses air bersih kepada masyarakat, Meningkatkan derajat kesehatan dan Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kedua, mendapat keuntungan atau profit (50%) yang dilakukan dengan membantu meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat, Memberikan kontribusi PAD, dan Menjaga ketersinambungan operasional serta meningkatkan pengembangan layanan.
“Hal ini sesuai dengan visi Tirta Dharma sendiri yakni Menjadi Perusahaan Air Minum yang Unggul, Sehat, Mandiri dan Terpercaya dengan misi Menyediakan kebutuhan air bersih masyarakat Kabupaten Ponorogo yang memenuhi standar K3, Membantu meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatan PAD dan pelayanan air bersih,” ucap Lardi kepada TrustNews.
Dalam rangka mengemban amanah pemerintah daerah untuk melayani masyarakat, lanjutnya, tentu harus mempertimbangkan daya dukung masyarakat dalam membeli air PUDAM. Sehingga mampu menjalankan operasional pelayanan yang berkelanjutan dan mampu untuk meningkatkan cakupan pelayanan. Di lain sisi, PUDAM dituntut untuk melayani pelanggan dengan berpengahasilan rendah. Tuntutan keseimbangan ini membuat manajemen PUDAM berhati-hati dalam menentukan harga jual.
"PUDAM Kabupaten Ponorogo adalah institusi yang bergerak di bidang pelayanan air minum tentunya harus melakukan usaha yang bersifat bisnis (profit). Namun demikian harus mempertimbangkan pemerataan pelayanan air guna mendukung pembangunan daerah dengan memperhatikan kemampuan perusahaan," tambahnya.
Saat ini total cakupan layanan dari PUDAM Tirta Dharma melayani 170.877 jiwa dari total penduduk Kabupaten Ponorogo sebanyak 949.320 jiwa. Adapun jumlah total rumah tangga di Kabupaten Ponorogo yang terlayani oleh PDAM sebanyak 24.241 sambungan rumah tangga. Dengan pelanggan rumah tangga terbesar terdapat di Kecamatan Ponorogo. "Sampai dengan Tahun 2021 PUDAM Kabupaten Ponorogo melayani 18 % dari jumlah penduduk," ujarnya.
Dalam sejarahnya, lanjut Lardi, PUDAM pada tahun 2012 masih dinilai sakit, 2013-2014 masih kurang sehat, ditahun 2015 sudah mulai sehat. 2016 sudah sehat, ditahun 2017 mulai laba.
“Sampai sekarang PUDAM ini sudah laba, sehingga perhatian daerah hingga pusat ini ternyata membuat percepatan kinerja di PUDAM ini yang luar biasa,” paparnya.
Dijelaskannya, Tirta Dharma memanfaatkan beberapa sumber mata air, yakni Sumber Gembes, Sumber Banjarejo, Sumber Ngebel, Sumber Mlarak dan Sumber Wagir Kidul. Pemanfaatan air baku dari mata air ini lebih menguntungkan karena dapat dialirkan secara gravitasi ke pelanggan.
"Namun pemanfaatan mata air untuk air minum biasanya menghadapi kendala terutama dalam hal alokasi untuk keperluan irigasi petani. Selain dari mata air, kami juga memanfaatkan air tanah dalam pembuatan sumur bor," ujarnya.
"Sumur bor yang dimiliki Tirta Dharma sudah memiliki pelanggan sebanyak 26 unit. Hingga saat ini potensi air tanah untuk sumur bor yang dikelola oleh Tirta Dharma memiliki kapasitas 18 l/dt," tambahnya.
Terhadap keluhan pelanggan, Lardi mengatakan, kendala dilapangan itu bervariatif. Seperti di wilayah timur, jika hujan lebat dan sungai meluap, maka treatment tidak mampu mengolah, sehingga air yang di treatment hanya 10 persen.
Sedangkan wilayah selatan misalnya, ada keterbatasan kapasitas, seperti Slahung tidak ada potensi air bawah tanah.Ada potensi air permukaan tanah, tapi jika musim kemarau kondisinya akan kering.
"Kalau hujan pekat coklat, kalau kemarau terjadi kering. Untuk solusinya, akan diambilkan dari desa sebelahnya atau agak keutara," jelasnya.
Dia menyampaikan pelanggan PDAM yang paling banyak merasakan penurunan debit yaitu di wilayah selatan seperti di Kecamatan Slahung. Apalagi alternatif sumber air juga sulit didapat di wilayah itu.
"Pelanggan yang paling banyak merasakan penurunan debit adalah wilayah selatan seperti di Slahung. Apalagi alternatif sumber air juga agak sulit didapat. Sungai yang dekat pun ikut mengering saat kemarau. Jadi ya harus agak turun lagi, lebih ke utara,” pungkasnya. (TN)
BACA JUGA