Mau Kerja, KENAPA NGGAK KE BBPLK BEKASI AJA
Rabu, 08 Desember 2021 | 23:10 WIB
Istimewa
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi terus berupaya memberikan layanan pembelajaran yang terstandardisasi bagi pesertanya. Bukan sekadar memberikan pelatihan, tapi juga membekali dengan Sertifikat Kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) serta penempatan kerja.
Terkait perihal penempatan ini BBPLK Bekasi memiliki kiat-kiat dan strateginya terutama penempatan di dunia industri. Kepala Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja (BBPLK) Bekasi, Herman Bija, menyampaikan, beberapa langkah strategis yakni pertama, kerjasama mengikat melalui MoU dengan dunia Industri.
Herman memberi contoh pada Februari lalu, BBPLK Bekasi melakukan MoU Perjanjian Kerja Sama dengan 12 perusahaan, beberapa diantaranya PT. Berca Schindler, PT. Kekar Karya Indonesia; PT. Inti Ganda Perdana, PT Arnott's Indonesia, PT. Redioro Tunggal Raya, PT FEDERAL NITTAN INDUSTRIES, PT. CISINDO, PT Haeng Nam Sejahtera Indonesia, PT. Indomarco Primatama Cabang Bekasi, PT. PNM Indonesia, PT. HEMPEL Indonesia dan PT. Swadarma Duta Data.
Kedua, melakukan kunjungan ke dunia industri sebagai media promosi alumni pelatihan baik secara on line maupun offline.
Ketiga, melakukan Forum Group Discussion (FGD) dengan Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri (FKLPI), Permintaan tenaga kerja dari dunia industri.
"BBPLK Bekasi punya namanya FKLPI, selama ini kita konsen ke industri besar. Dengan adanya kondisi sekarang melalui forum ini kita undang para UMKM yang bisa bertahan sekarang," ujar Herman.
Selain itu, menurutnya, BBPLK Bekasi juga melakukan penyebaran informasi ke stakeholder ketenagakerjaan melalui web official, media sosial dan platform SICAKEP (kepunyaan BBPLK Bekasi) dan terkahir yang dilakukan terkait penempatan oleh BBPLK Bekasi adalah bergabung dengan Grup HRD Manager di Kawasan MM200 dan Kawasan EJIP.
"Kita harus berkolaborasi dengan teman-teman industri mulai dari hulu sampai ke hilir. Jadi dilibatkan mulai dari mendesain pelatihan, untuk mengetahui kebutuhan mereka seperti apa. Jadi tenaga kerja yang dihasilkan ini sesuai dengan kebutuhan pasar," ujarnya.
Bahkan ditegaskan Herman, kebijakan terkait data Penempatan alumni pelatihan pada lembaga-lembaga Pelatihan di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan RI baik BBPLK, UPTP, BLK UPTD dan BLK Komunitas.
"Saat ini Kemnaker RI telah mempunyai Sistem Ketenagakerjaan "SISNAKER". Sistem digital ini sudah berjalan sejak 2019. sudah banyak yang mengakses dan memanfaatkannya," ungkapnya.
"Hanya saja penempatan tidak harus di industri, tetapi juga berwirausaha mandiri," ujarnya mengingatkan.
Herman mengungkap data, sepanjang tahun 2020, BBPLK telah melakukan pelatihan kepada 10.990 orang. Angka ini tersebar di beberapa tempat Pelatihan Binaan BBPLK Bekasi. Diantaranya untuk PBK UPTP BLK 2.080 orang.PBK BLK UPTD Jawa Barat 992 orang tersebar di beberapa kabupaten dan Kota, seperti Kota Bogor, Kab. Bogor, Kab. Karawang, Kab. Bekasi.
Untuk PBK BLK UPTD Kalimantan Selatan 1.952 orang terbagi di beberapa daerah, Kab. Banjar Baru, Rantau Tapin, Palaihari Tanah Laut, Kota Baru, Kab. Tanjung Tabalong, LLK UKM Amuntai, Kab. Balangan, Barito Kuala dan Kota Banjarmasin.
Selanjutnya Di Provinsi Bengkulu 1.760 orang. Pelatihannya berada di UPTD PK Bengkulu, Kepahiang, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Kab. Muko-muko serta BLK Kab. Seluma.
Selain itu ada 78 BLK Komunitas yang juga tersebar di banyak wilayah dengan jumlah 2.496 orang.
"Sepanjang 2020 BBPLK Bekasi telah melakukan pelatihan sebanyak 10.990 orang dan sebanyak 9.924 orang telah tersertifikasi BNSP," papar Herman.
Adapun jumlah peserta untuk 2021, menurutnya, terdapat 103 paket dan 1 paket ada 16 orang. Ini belum termasuk pelatihan di 20 BLK UPTD dan 166 BLK Komunitas binaan.
Bagi Herman, indikator berhasil atau tidaknya BBPLK bisa diilihat dari dua aspek, yakni seberapa besar lulusan BBPLK Bekasi yang terserap oleh dunia kerja dan kemampuan para lulusannya dalam menjalankan usaha mandiri.
"Harapan terbesar BBPLK Bekasi tentu membuat terobosan-terobosan baru terkait dengan kebutuhan pasar yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan bonus demografi. Dan mewujudkan bahwa SDM inilah harta terbesar dari bangsa kita," pungkasnya. (TN)
BACA JUGA