INOVASI GENTENG BERPASIR Wirama Mercu Metal
Kamis, 25 November 2021 | 09:35 WIB
Indra Kesuma
Inovasi merupakan salah satu kunc iuntuk menjadi sukses dalam bisnis, termasuk juga Indra Kesuma dalam membesarkan perusahaan yang didirikannya 1997 lalu, PT Wirama Mercu Metal. Sebagai perusahaan yang memproduksi roofing dan cladding dan genteng metal KOKO ROOF, tentu melihat tingkat kebutuhan rumah akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Beberapa tahun terakhir, tren pemakaian konstruksi rangka atap baja terus meningkat, bila dibandingkan dengan kayu. Selain persediaan kayu yang makin terbatas, rangka baja ini bisa mengakomodasi atap-atap dengan bentang lebar.
Tren konstruksi atap dengan rangka baja ini juga mempopulerkan pemakaian genteng metal. Asal tahu saja, dibanding dengan genteng keramik, genteng berbahan baja galvalum memiliki sejumlah kelebihan. Genteng metal memiliki bobot yang ringan hingga tak menimbulkan beban besar bagi struktur rangka atap dan
fondasi yang menopangnya.
Masa pakai genteng ini pun cukup lama, sekitar 20 tahun. Penampilan genteng metal KOKO ROOF ini juga dirancang minimalis dan modern sehingga enak dipandang mata. Harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan genteng keramik. Pemasangan genteng jenis ini juga lebih mudah dan cepat.
Genteng yang berbentuk lembaran ini juga lebih aman saat musibah gempa karena bobotnya yang ringan dan system pemasangan yang memiliki interlock system atau saling mengait.
Hanya saja, dari sisi persaingan usaha,tentu semakin ketat dengan tumbuhnya pemain-pemain baru menawarkan produk yang sama yakni genteng metal.
"Awalnya kami 'main' di rangka atap baja ringan yang bahan bakunya kami beli dari Ton Hoa Sen yang berlokasi di Vietnam," ujar Indra Kesuma berbincang dengan TrustNews.
"Untuk pengiriman genteng metal ini jauh lebih murah, karena beratnya yang sangat ringan. Sehingga kuota untuk pengiriman genteng KOKO ROOF ini jauh lebih banyak, dibandingkan dengan pengiriman genteng beton. Selain itu konsumen kerap mengeluh genteng metal itu berisik di saat hujan dan panas di saat terik matahari” jelasnya.
“Lalu saya lihat lagi, genteng beton pun punya tingkat kesulitan saat pengiriman. Misalnya saat pengiriman terjadi kerusakan, apa itu retak atau pecah siapa yang menanggung. Pihak pengirim atau pembeli," ungkapnya.
Dengan pertimbangan biaya pengiriman yang mahal dan mudah melahirkan kecatatan pada genteng beton, maka muncul lah ide untuk melakukan inovasi produk. Yakni menciptakan genteng metal berpasir yang ringan dan tidak berisik saat hujan.
"Saya bikin prototype genteng metal berpasir. Kemudian saya bawa genteng metal ke pengrajin di daerah Bogor untuk mereka pasirkan. Setelah genteng metal berpasir itu jadi, mereka juga yang memasarkannya," urainya menceritakan sejarah awal inovasi genteng metal berpasir KOKO ROOF.
Genteng metal berpasir KOKO ROOF ini ternyata tidak disangka menjadi perbincangan dan perlahan membesar. Design genteng metal berpasir ini memiki bentuk yang minimalis dan modern, sehingga peminat dari genteng metal berpasir KOKO ROOF ini semakin meninggkat.
Melihat perkembangan genteng metal berpasir KOKO ROOF ini, hasil Inovasinya diterima dengan baik oleh masyarakat. Indra kembali melakukan inovasi, bagaimana membuat genteng pasir yangmampu meredam seminimal mungkin tingkat kebisingannya.
"Saya membandingkannya dengan genteng beton, tidak berisik saat hujan dan menyerap panas. Bagaimana mengaplikasikannya ke genteng metal berpasir KOKO ROOF ini, agar semakin minimal tingkat bunyinya saat hujan dan menyerap panas sehingga membuat suasana jadi adem, ujarnya.
Untuk inovasi yang terbaru ini, dia mengaku sudah mematenkannya. "Koilnya kami datangkan dari luar negeri, sampai di kami lalu dikembangkan dan produksi jadi begini. Habis itu kami jual dalam bentuk begini. Meski tetap berpasir, hanya pasir sebagai pelapisnya khusus buatan kami produksi sendiri. Karena kami masih serahkan ke pengrajin pasir untuk melapisinya,"paparnya.
Baginya dalam dunia bisnis, setiap produk terkhusus genteng bisa dengan mudah ditiru dan dipasarkan dengan beragam harga. Apalagi konsumen lebih memilih barang dengan harga yang murah, meski kualitas yang diberikan berbeda.
"Saya kasih contoh, meski bahan bakunya baja impor namun ketebalannya bisa berbeda meski sudah disyaratkan SNI itu 0,20 milimeter (mm), namun tetap ada yang pakai 0,15-0,17 mm. Akhirnya terjadi perang harga sampai hancur, seharusnya pemerintah menetapkan semua genteng metal itu 0,20 mm, urainya.
"Solusinya kami buat sesuatu yang berbeda yaitu pasiran dan ada garansinya. Garansinya itu tidak mudah pudar jadi dipasang bertahun tahun,” jelasnya.
“Untuk saat ini saya sedang mempersiapkan inovasi terbaru dari genteng metal berpasir KOKO ROOF ini, yaitu penggunaan pasir yang lebih halus pada permukaan gentengnya. Tujuanya adalah lebih mempercantik lagi genteng KOKO ROOF dan mengurangi bobot genteng agar jauh lebih ringan lagi,” pungkasnya. (TN)
BACA JUGA