Jatim Bangkit

BPR Delta Artha 3 BULAN KURDA SAYANG HABIS TERSERAP

TN, trustnews.id
Rabu, 17 November 2021 | 06:48 WIB


BPR Delta Artha 3 BULAN KURDA SAYANG HABIS TERSERAP
Sofia Nurkrisnajati Direktur Utama BPR Delta Artha
Berbekal subdisi silang hasil sinergi Pemkab Sidoarjo, BPR Delta Artha meluncurkan KURDA SAYANG dalam upaya membantu permodalan UMKM.

Para pengelola BPR Delta Artha Kabupaten Sidoarjo, terpaksa putar otak bagaimana membantu UMKM yang membutuhkan modal akibat pandemi Covid-19.

"Sebenarnya kami berharap bisa ikut menyalurkan sebagian kecil dari dana PEN. Hanya saja dana tersebut disalurkan ke bank umum dan BPR bisa ikut menyalurkan melalui linkage. Ini pun tidak masuk hitung-hitungannya bagi kami. Karena suku bunga PEN 28%, tapi dari linkage program suku bunganya 6%-9%," ujar Direktur Utama BPR Delta Artha, Sofia Nurkrisnajati kepada TrustNews.

"Kalaupun kami ambil dan kami salurkan, tentu tidak bisa ngepres. Selain itu kami tidak bisa bersaing dengan bunga yang ditawarkan bank umum," tambahnya.

Agar para pelaku UMKM bisa mendapat bantuan permodalan dengan suku bunga rendah, pengelola Delta Artha menghadap Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor. Dalam pertemuan ini, pengelola Delta Artha mengajukan proposal penggunaan Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDA) dengan sistim bunga subsidi.

"Mekanismenya ada dua untuk KUR, setoran modal atau dalam bentuk subsidi bunga kalau setoran modal secara psikologis ke masyarakat tidak ada dampak. Ketika itu subsidi bunga, maka masyarakat langsung tahu bahwa bunganya disubsidi pemerintah sehingga murah hanya 0,25 persen per bulan," paparnya.

Program KURDA SAYANG yang diluncurkan Delta Artha, menurutnya, mendapat respon tinggi dari masyarakat. Ini terbukti hanya dalam waktu tiga bulan sejak diluncurkan 15 Maret 2021 langsung terserap habis.

"Program ini merupakan program prioritas untuk menaikkan kelas UMKM, merupakan program baru dari Bupati dan Wabup Sidoarjo yang baru, tentunya dengan semangat yang baru juga untuk Kabupten Sidoarjo,” ujarnya.

'Kami di percaya mendapatkan subsidi bunga itu Rp2,5 miliar sampai dengan lunas.Ternyata di awal Mei 2021 dana Rp2,5 miliar itu langsung habis terserap, padahal permohonan kredit yang masuk masih sangat banyak ke kami," urainya.

"Akhirnya kami mengajukan tambahan dana dan Alhamdulillah permintaan kami disetujui sekitar Rp3,3 miliar. KURDA SAYANG kembali kami lepaskan sampai akhir tahun," tegasnya.

Melihat kondisi itu, timbul tanya dalam benak Sofia, kemana dana UMKM itu tersalurkan. Dirinya tidak memungkiri bahwa bank dalam operasionalnya memegang teguh prinsip kehati-hatian dan profit oriented. Hanya saja, dalam kondisi pandemi yang tidak semua orang tahu bagaimana  awalnya dan kapan berakhirnya ini memberikan dampak yang luar biasa hebat.

"Pemerintah sudah menurunkan dana PEN untuk para UMKM, sudah seharusnya pihak jasa keuangan saling bahu-membahu gimana caranya ikut serta dalam pemulihan ekonomi nasional dengan membantu UMKM bangkit kembali," ujarnya.

"Kami pakai KURDA dengan bunga subsidi saja langsung terserap habis, artinya banyak UMKM yang membutuhkan. Kami berani dengan KURDA, karena kami yakin kredit yang diberikan tidak akan membahayakan perusahaan secara besar-besaran dan nilai kreditnya juga kecil," tegasnya.

Sebagai informasi, kinerja keuangan BPR Delta Artha sepanjang 2020 mencatatkan kenaikan total aset sebesar 7,03%. Dari Rp572.674.340.000 pada 2019 menjadi Rp612.907.302.000 tahun 2020.

Total kredit buang disalurkan mengalami kenaikan 0,82% dari Rp 465.814.240.000 (2019) menjadi Rp469.644.296.000 (2020). Dana Pihak Ketiga naik 13,62% dari Rp431.097.057.000 (2019) menjadi Rp489.816.628.000 (2020).

Selain itu, BPR Delta Artha mengelola 322 rekening Desa di Kabupaten Sidoarjo dengan sangat baik, sistem layanan antar jemput Dana Desa, serta mampu memfasilitasi mutasi maupun transfer kebutuhan desa dalam 1×24 jam.

Serta dilengkapi fasilitas perbankan digital. Di mana diantaranya adalah m-Banking, aplikasi non-tunai Desa, aplikasi PPOB serta website BPR.

Sebagai pengelola BPR Delta Artha, Sofia berharap pemerintah pusat tidak meninggalkan BPR khususnya BPR milik Pemerintah Daerah untuk ikut serta dalam program-program nasional. Contohnya penyaluran dana PEN, BPR bisa ikut me-nyalurkan tapi melalui program linkage.

“Minimal beri kami kesempatan untuk bersama-sama membangkitkan perekonomian nasional,” pungkasnya. (TN)