PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten UJUNG TOMBAK ENERGI DI WILAYAH BANTEN

TN, trustnews.id
Selasa, 02 November 2021 | 08:15 WIB


PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten UJUNG TOMBAK ENERGI DI WILAYAH BANTEN
Istimewa
Pandemi COVID-19 memberikan pelajaran berharga bagi manusia, bukan hanya untuk pulih dari krisis kesehatan dan ekonomi namun juga untuk bangkit dan tumbuh lebih kokoh.

Virus Corona juga membuat banyak perubahan di segala sektor kehidupan, termasuk sektor ekonomi yang berdampak kurag sedap. Di sisi lain, pandemi juga mengubah cara dan gaya hidup masyarakat, mendorong semua orang beradaptasi dan berinovasi menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan baru.

Kemampuan beradaptasi dan mengembangkan inovasi juga gencar dilakukan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten. Perusahaan listrik yang berpusat di wilayah Banten tersebut, berupaya mengembangkan diri untuk menjadi ujung tombak dan pilar dalam memenuh kebutuhan energi bagi masyarakat, khususnya para pelaku industri nasional yang mengembangkan bisnis di wilayah tersebut.

“Saat ini tingkat elektrifikasi Banten sudah mencapai 100%, sehingga membuka banyak potensi segmen yang bisa disasar. Sesuai visi PLN, Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan menjadi nomor 1 pilihan pelanggan untuk solusi industri,” ungkap Sandika Aflianto General Manager PLN UID Banten kepada Trustnews.

Peluang PLN di Banten terbuka lebar. Apalagi, di tengah pandemi Covid 19, PLN UID Banten masih membukukan pening katan penjualan tenaga listrik. Bahkan di tahun 2021, pelanggan untuk daya besar (TT-TM) banyak yang mendaftar, termasuk pelanggan captive power yang beralih ke sumber energi PLN.

Dalam upaya mendukung agar keberlangsungan perusahaan dapat berjalan normal sekalipun di masa Pandemi, PLN UID Banten menyiapkan Business Continous Plan (BCP). Sehingga operasional pelayanan kepada pelanggan dapat dipastikan tetap berlangsung normal, walaupun sedang masa PPKM atau pandemi. “BCP ini sudah disosialisasikan dan diinternalisasi dan diuji, sehingga pelayanan kepada pelanggan tetap berjalan normal,” tambah Sandika.

Untuk mengimbanginya, PLN UID Banten mengedepankan sumber daya manusia (SDM) andalnya agar mampu meningkatkan performa pelayanan. Dari sisi kesehatan, seluruh SDM UID Banten sudah divaksin dan selalu mengedepankan protokol kesehatan ketat.

Para SDM ini juga memiliki kreatifitas dan inovasi mumpuni dalam mengimbangi pekerjaan yang diberikan. Maklum saja dalam mendekatkan dan memberikan kemudahan bagi pelanggan melalui ‘segudang’ produk inovasi yang diluncurkan. Di antaranya Aplikasi New PLN Mobile, yang merupakan kemudahan yang diberikan PLN dalam menyajikan informasi dan promo yang dilakukan perusahaan listrik milik negara tersebut.

Ada juga sistem P2APST yang merupakan kependekan dari Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pandapatan Secara terpusat. Maksudnya, program ini merupakan suatu metode yang mempermudah perusahaan dalam mengelola dan mengawasi pendapatan perusahaan yang bertujuan untuk memperlancar cashflow (arus pendapatan) perusahaan.

PLN UID Banten juga punya konsentrasi besar atas pelaku UMKM setempat. Untuk mengimbangi eksistensi pelaku UMKM, PLN UID Banten menurunkan berbagai program menarik. Tujuannya, meningkatkan kesejahteraan para ujung tombak pelaku ekonomi tersebut, di antaranya, melalui program bertajuk Electrifying Agriculture.

Electrifying Agriculture merupakan salah satu program yang dilaksanakan PLN untuk mendorong petani dan pelaku UMKM memanfaatkan teknologi guna meningkatkan produktivitas pertanian atau usahanya melalui energi listrik. Pemanfaatan energi listrik di program tersebut diharapkan mampu mengoptimalkan pertumbuhan tanaman pertanian dan meningkatkan peran pelaku UMKM.

Selain itu, dalam meningkatkan peran pelaku UMKM dan industri, PLN UID Banten juga megembangkan insentif rekening daya 450 dan 900 VA dan Cuti Daya pelanggan besar saat pandemi. Selain itu juga ada Program Beres Sapoe dan aplikasi Customer Relationship Management untuk probing potensi pelanggan. “Kami juga berharap selalu konsisten dalam mendukung dan mendorong pengembangan segmentasi UMKM, yang mengalami dampak paling besar akibat pandemi COVID 19,” tutup Sandika. (TN)