BBPLK Semarang KARANTINA PESERTA BOARDING CEGAH PENULARAN COVID-19
Jumat, 22 Oktober 2021 | 08:35 WIB
Kepala BBPLK Semarang, Heru Wibowo
Pagebluk punya cerita, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang punya cara untuk tetap melakukan pelatihan kepada para peserta. Tentu dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat, kebijakan PPKM daerah dan peraturan pemerintah lainnya.
Kepala BBPLK Semarang, Heru Wibowo, mengatakan, metode pelatihan yang digunakan dapat berupa online training, blended training, offline training dan Mobile Training Unit (MTU).
Dipaparkannya, on-line training merupakan pelatihan yang dilaksanakan secara online. Sedangkan, blended training adalah pelatihan yang menggabungkan antara belajar secara online/ virtual dengan pelatihan tatap muka.
"Manfaat dari program blended training dalam dunia pelatihan nantinya akan memberikan fleksibilitas dalam mengatur waktu dan tempat pelatihan. Para peserta tidak harus setiap hari berada di kelas atau workshop," urainya.
Adapun off-line training adalah pelatihan yang 100% harus hadir di kelas/ work- shop untuk melakukan pelatihan tatap muka langsung.
Sementara MTU, model pelatihan jemput bola yang dilakukan oleh BLK, dalam meningkatkan ketrampilan masyarakat. Progam ini ditujukan kepada masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan di BLK, namun memiliki terkendala dengan jarak tempat tinggal yang terlalu jauh.
'Untuk mengatasi hal ini, BLK akhirnya membuat progam MTU dengan bergerilya ke pelosok-pelosok Jawa Tengah," ungkapnya.
Heru pun memberikan contoh program MTU terakhir yang di gelar BBPLK Semarang yakni program pelatihan handycraft di kawasan Candi Borobudur, September lalu. Program yang bertujuan untuk memperoleh bantuan mendukung Candi Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas, ini diikuti sebanyak 16 pelaku kerajinan di Kabupaten Magelang di Balkondes Bumiharjo, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur.
Selama 23 hari ke depan, para peserta bakal didampingi oleh instruktur lokal yang telah ditunjuk sebelumnya.
"BBPLK (Semarang) unggulannya di business management dan fashion technology. Namun, ketika masyarakat membutuhkan pelatihan di luar jurusan kami, kami sering menggunakan instruktur dari luar, bahkan menggunakan instruktur lokal (setempat)," terangnya.
Dijelaskan Heru, BBPLK juga menerapkan pelatihan institusional yang terbagi menjadi dua tipe, yakni boarding (asrama), dimana peserta pelatihan boarding diasramakan di BLK Semarang dengan fasilitas makan tiga kali, modul pelatihan, pakaian kerja, ATK uang saku dan sepatu (kejuruan tertentu).
Non boarding (tidak asrama), peserta Pelatihan tidak diasramakan di BLK Semarang dengan fasilitas makan siang, modul pelatihan, pakaian kerja, ATK, bantuan transportasi dan sepatu (kejuruan tertentu).
"Ketika akhir Agustus nampaknya sudah keliatan membaik. Akhirnya kita lakukan lagi bentuk-bentuk pelatihan untuk peserta boarding. Itupun dengan pembatasan yang sangat ketat. Para peserta wajib antigen dan selama pelatihan tidak diperkenankan keluar asrama," paparnya.
"Kalaupun butuh barang untuk keperluan pelatihan, aturannya harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan kita. Setelah diijinkan keluar asrama, hanya boleh dua orang saja. Kita benar-benar batasi pergerakannya demi menjaga terjadinya penularan virus" tambahnya.
Begitu juga dengan situasi ruang pelatihan, dia mengatakan, peserta pelatihan dibatasi hanya 16 orang per ruang. Ini didasarkan aturan pemerintah bahwa pelaksanaan tatap muka terbatas dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50 persen.
"Kita ikuti aturan pemerintah soal protokol kesehatan. Jaga jarak, kapasitas maksimal tatap muka pembelajaran dan aturan karantina bagi peserta pelatihan boarding. Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada kasus positif," tegasnya.
"Begitu jumlah kasus positif di Jawa Tengah menurun, kita mulai kembali menggelar MTU. Ada yang ke Magelang, ada yang ke Rembang, ada yang ke wilayah sekitar Candi Borobudur termasuk dengan dunia usaha (industri) kita datangi sampai ke Pekalongan. Alhamdulillah semuanya lancar tidak ada masalah (positif Covid-19)," paparnya.
Terkait dengan dunia usaha, dijelaskan nya, BLK merupakan jembatan dalam proses link and match melalui pelatihan vokasi. Dengan menekankan pada triple skilling, yakni skilling, upskilling, dan reskilling.
"Disinilah peran besar BLK untuk para angkatan kerja melakukan pelatihan kerja yang keseluruhan biaya dan kebutuhannya ditanggung oleh pemerintah. Bahkan diberikan insentif tambahan uang saku selama masa Pandemi Covid-19 sekarang ini," pungkasnya. (TN)
BACA JUGA