Bambang Soesatyo SULTAN PANTUN DARI SENAYAN

TN, trustnews.id
Sabtu, 04 September 2021 | 13:23 WIB


Bambang Soesatyo SULTAN PANTUN DARI SENAYAN
Bambang Soesastyo, Ketua MPR
Sidang tahunan MPR yang kaku menjadi cair tanpa menghilangkan formalitas acara kenegaraan hanya dengan sebuah pantun.

Bambang Soesatyo tanpa pantun di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)? Jangan ngimpi, itu sama saja seperti sayur tanpa garam. Akan terasa kurang lengkap, kurang sedap dan kurang Bambang Soesatyo-nya. Sejak dilantik sebagai ketua MPR pada 3 Oktober 2019, Bamsoet - begitu panggilannya, mengubah sidang tahunan MPR yang biasanya kaku menjadi lebih berwarna. Kekakuan itu cair dengan pantun-pantun yang kerap dibacakannya. Sebut saja diantaranya:

"Ada burung di atas dahan, dahannya ada di pohon beringin, saya ucapkan salam pembukaan, kepada semua para hadirin,” ujar Bamsoet pada Sidang Tahunan MPR 2021.

"Duduk di pantai sambil memandang laut. Terlihat nelayan sambil menjala ikan. Agar Indonesia sukses menyongsong masa depan sudah waktunya Pokok-pokok Haluan Negara kita tetapkan” kata Bamsoet.

"Agustus bulan kemerdekaan, vaksinasi ideologi menjadi kekuatan. Terima kasih kami ucapkan, jaga terus Persatuan dan Kesatuan. Merdeka!" kata Bamsoet seraya menutup pidatonya.

Pada sidang tahun MPR 2020, Bamsoet juga berpantun sebagai berikut: Mentari pagi menebar senyuman. Nyanyian burung merdu merayu. Mari teguhkan ikatan kebangsaan. Untuk mewujudkan Indonesia Maju.

Di bawah naungan cahaya rembulan. Bahtera tersandar di pelabuhan. Di tengah suasana keprihatinan. Mari bangun semangat kebersamaan.

Biarkan cinta tumbuh bersemi.

Seindah mutiara untaian kata.

Bersama kita hadapi pandemi.

Satukan langkah menggapai cita.

Bertebar gugus bintang di awan.

Mengantar malam dalam buaian.

Masa pandemi adalah ujian.

Mari bersatu rapatkan barisan.

Cuci tangan sampai bersih,

Cukup sekian dan terima kasih...

Bahkan saat terpilih sebagai Ketua MPR periode 2019-2024, Bamsoet tak lupa menutup pidato pelantikannya dengan pantun.

Hujan turun topan melanda.

Patah satu anak tangga.

Meskipun kita berbeda-beda.

Hidup rukun harus dijaga.

Di pantun kedua,

Sungguh sejuk air kelapa.

Kelapa muda tersisa tiga.

Meskipun kita tadi sempat berbeda.

Marwah MPR harus kita jaga.

Di pantun pamungkasnya,

Hendak berburu pergi ke hutan.

Jangan lupa membawa senapan.

Jika Pancasila ingin jadi kenyataan.

Ayo teruskan sosialisasi 4 pilar kebangsaan.

Cukup? Tentu belum. Di luar itu, Bamsoet menggelar lomba video pantun politik untuk para subscribers YouTube channel-nya, Bamsoet Channel. Batas pengiriman video untuk kompetisi tersebut sampai 29 Juni 2021.

Selanjutnya, mulai tanggal 1 Juli 2021, video pantun yang masuk nominasi 10 besar akan diunggah di YouTube Bamsoet Channel untuk dilihat dan dipilih oleh para subscribers.

Lomba yang diikuti 200 peserta ini dimenangkan Andrew Chua. Sebagai pemenang Andrew berhak atas motor kuning Bamsoet.

Begitulah perjalanan karir Bamsoet, dari seorang wartawan hingga duduk di kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2018-2019 kemudian menjabat Ketua MPR.

Tulisan inipun diakhiri dengan pantun Bamsoet:

Pura babbara' sompekku.

Pura tangkisi' golikku.

Layarku sudah terkembang/Kemudiku sudah terpasang.

Kita bersama. Menuju Indonesia maju!!! (TN)