PDAM TIRTA MOEDAL Proyek SPAM KPBU dan Tingkatkan Pelayanan

TN, trustnews.id
Sabtu, 04 September 2021 | 11:24 WIB


PDAM TIRTA MOEDAL Proyek SPAM KPBU dan Tingkatkan Pelayanan
Yudi Indardo, Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang.
Keberadaan Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Semarang menaikkan tingkat layanan K3 (Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitasnya) pada pelanggan yang ada.

Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir, tak pelak berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat. Apalagi dengan sejumlah kebijakan pemerintah terkait upaya pemutusan rantai penyebarannya, baik PSBB 2020 dan berlanjut dengan PPKM Darurat, kian menambah beban ekonomi masyarakat.

Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Yudi Indardo, mengatakan, pihaknya memberikan sejumlah keringanan kepada pelanggan mulai dari pemberian diskon 20 persen selama Mei hingga Juni 2020.

"Pemberian diskon ini sesuai dengan keputusan Wali Kota Semarang dengan menimbang dampak dari physical distancing sebagai salah satu langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19," ujar Yudi Indardo kepada TrustNews.

Adapun di tahun 2021, Yudi menyebut, pihaknya membuat kebijakan terkait pelanggan pasif dimana rekening tunggakan dari tahun 2000 - 2016 diberikan diskon khusus 50 persen untuk rekening tunggakan serta bebas denda.

Kemudian tunggakan dari tahun 2017 sampai 2018 diberikan keringanan bebas denda. Keduanya masih diberikan potongan harga Rp 400 ribu, untuk biaya buka kembali.

"Kami berharap program ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang dulunya pernah berlangganan dan ingin bergabung kembali dengan pelayanan kami. Program ini kami berikan hingga 31 Desember 2021,'' ujarnya.

Yudi juga bicara soal keberadaan Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Semarang yang yang telah resmi beroperasi untuk komersial sejak 22 Mei 2021. Baginya, adanya tambahan pasokan air bersih ini, maka akan menaikkan tingkat layanan K3 (Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitasnya) pada pelanggan yang ada.

Sebagai informasi, proyek SPAM Semarang Barat menggunakan sistem KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) dinamakan dengan Air Semarang Barat (ASB). Ini merupakan proyek konsorsium antara MOYA Indonesia dengan PT. Medco Infrastruktur Indonesia telah memenangkan tender Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat dengan kapasitas produksi sebesar 1,000 liter per detik.

Proyek ini menelan biaya sebesar Rp1,3 triliun, diantaranya menggunakan dana investasi sebesar Rp480 miliar, dana Pemerintah Pusat sekitar Rp400 miliar, dan sisanya menggunakan dana Pemkot Semarang dan PDAM Tirta Moedal.

"Dalam konsep KPBU itu ada porsinya pemerintah pusat, ada porsinya pemerintah kota, ada porsinya PDAM dan swasta itu sendiri. Ini proyek strategis sehingga semua pihak akan saling menjaga agar dapat berjalan baik," ungkapnya.

"Selain KPBU, kita juga ada program Matching grants (MGs) dari World Bank senilai US$5 juta untuk pembangunan infrastruktur jaringan perpipaan yang tertunda," ungkapnya.

Terkait penyerapan produksi SPAM Semarang Barat, Yudi menerangkan difokuskan melayani area eksisting dan pengalihan aliran. Untuk Cabang Barat, meliputi, Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Manyaran, Kelurahan Kalipancur, Kelurahan Kembang Arum, Kelurahan Bojongsalaman, Kelurahan Bongsari, Kelurahan Ngemplak Simongan, Kelurahan Kalibanteng Kulon.

Sedangkan untuk Cabang Selatan meliputi, Kelurahan Sampangan, Kelurahan Bendan Ngisor dan Kelurahan Bendan Duwur.

Adapun Cabang Utara meliputi Kelurahan Panggung Lor, Kelurahan Panggung Kidul, Kelurahan Bulu Lor, Kelurahan Bulu Stalan, Kelurahan Pendrikan Lor, Kelurahan Plombokan, Kelurahan Pendrikan Kidul.

"Komitmennya kita menyerap air dari ASB tidak langsung 1.000 liter/detik, tapi secara bertahap. Untuk tahun pertama ini sekitar 248 liter/detik untuk pembenahan aliran yang belum mengalir 24 jam kontinyu," ujarnya.

Mengenai kualitas air PDAM Tirta Moedal, Yudi menegaskan bahwa setiap Instalasi Pengolahan PDAM, dimanapun, didesain bisa untuk diminum. Hanya saja, saat didistribusikan melalui jaringan pipa yang sudah tua, korosif dan bocor sehingga menyebabkan polutan masuk secara infiltrasi.

"Kondisi pipa tua dan korosif menyebabkan kualitas air menurun. Ini ilustrasi saja, usia Tirta Moedal itu sudah 109 tahun. Mata air Moedal sejak tahun 1911 dan ada bangunan Reservoir Siranda yang dibangun tahun 1912. Kalau masih sekitar instalasi, kualitasnya standar air minum, tapi semakin jauh mungkin terkontaminasi dari integrasi pipa-pipa tua," bebernya.

”Tirta Moedal saat ini sudah memiliki 175 ribu pelanggan, namun ini baru mencakup 60 persen pelayanan kita untuk penduduk di Kota Semarang. Kita amankan 4 K nya, dengan strategi didepannya menaikkan kapasitas produksinya,” pungkasnya. (TN)