Penetrasi PT Food Station Sebagai BUMD DKI Dalam Menjalankan Penugasan
Selasa, 03 Agustus 2021 | 20:15 WIB
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo
Ayunan langkah PT Food Station Tjipinang Jaya (Food Station Tjipinang) beberapa bulan terakhir menimbulkan sejumlah pertanyaan beberapa kalangan.Tak hanya kerjasama B to B (business to business) dengan beberapa kabupaten/kota, lebih dari itu. Kini sudah meningkat menjadi G to G (government to government)
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, mengatakan,Food Station Tjipinang Jaya berkomitmen untuk menjalankan kegiatan bisnisnya secara professional dan proporsional serta penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir sebagai pilar ketahanan pangan di wilayah DKI Jakarta dan sebagai produsen pangan pilihan utama pelanggan.
"Kami ini mengelola transaksi kurang lebih Rp65 miliar per hari di Pasar Induk Beras Cipinang. Jadi bayangkan berapa nilai transaksi perbulannya, sekitar Rp1,8 triliun. Karena Food Station mengatur masuk dan keluar beras di Pasar Induk Beras Cipinang itu sekitar 3.700 ton perhari," ujar Pamrihadi kepada TrustNews.
Dengan perputaran uang sebesar itu,tidak aneh jika Food Station tercatat sebagai salah satu pemain kunci dalam rantai pasok pangan nasional yang juga memiliki suplay portofolio ke 26 ribu outlet modern di seluruh Indonesia.
"Food Station tidak hanya bicara beras,tetapi ada beberapa komoditi lainnya seperti gula, minyak, terigu, telur, kacang hijau yang didistribusikan serta kedepannya ada potensi komoditi pertanian yang ada di daerah seperti rempah-rempah, kopi,jagung, kedelai, bawang putih dan garam yang akan di garap," ungkapnya.
"Kita juga mendapat tugas berkolaborasi dengan daerah untuk memberdayakan tapi juga membuat harga stabil karena bisa di kontrol. Sebab itulah empat tahun belakangan ini, kita terlihat agresif mela- kukan kerja sama dengan sejumlah daerah untuk memastikan ketahanan pangan tersebut," urainya.
BACA JUGA