PLN Batu Bara

TN, trustnews.id
Senin, 14 Juni 2021 | 13:15 WIB


PLN Batu Bara
foto:istimewa
Hilirisasi batu bara GAR memaksimalkan penyerapan berlimpahnya batu bara berkalori sedang dan rendah.

Direktur Utama PT PLN Batubara, Kemal Djamil Siregar, mengatakan, PLN Batubara (PLNBB) didirikan sebagai Anak Perusahaan PT PLN Persero untuk menyediakan batu bara berkualitas dalam penyediaan energi listrik di Indonesia.

"PLNBB mendapat mandat dari PLN untuk memastikan ketersediaan suplai, kesesuaian kualitas dan biaya batubara yang efisien untuk memastikan keberlanjutan pasokan energi listrik dari PLTU PT PLN (Persero) Group. Jadi kehadiran PLNBB itu spesifik khusus untuk memastikan sustainabilitas suplai batu bara," jelasnya kepada TrustNews.

Kemal mengungkap, kebutuhan batu bara kalori 4.200—4.800 masih dibutuh[1]kan sesuai dengan spesifikasi PLTU dan untuk kebutuhan batu bara dengan kalori lebih rendah yang diproyeksikan meningkat signifikan sesuai dengan pengembang[1]an PLTU dengan spesifikasi batubara Gross Air-Received (GAR) di bawah 4.200.

kondisi ini membuka peluang memaksimalkan batu bara Indonesia dengan GAR yang rendah. "Untuk memenuhi spesifikasi kebutuhan batubara PLTU PLN, diperlukan adanya blending antara batubara dengan kalori tinggi dan kalori rendah agar sumber daya alam indonesia bisa dimanfaatkan secara optimal" ujarnya.

Mengacu pada data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dari total cadangan batu bara Indonesia yang mencapai 38,81 miliar ton, sebesar 90 persen cadangan batu bara merupakan batu bara kalori sedang dan rendah. Sementara, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028, proyeksi kebutuhan batu bara terus mengalami peningkatan sejak 2013.

Realisasi kebutuhan batu bara pada 2013 adalah sebanyak 53,6 juta ton dan melonjak hingga mencapai 91,1 juta ton pada 2018. Pada 2019, kebutuhan batu bara mencapai 97 juta ton. Sementara itu, dari 2020 hingga 2028 secara berturut-turut proyeksi kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik sebanyak 109 juta ton, 121 juta ton, 129 juta ton, 135 juta ton, 137 juta ton, 126 juta ton, 133 juta ton, 144 juta ton, dan 153 juta ton.

Khusus pada 2025, proyeksi kebutuhan batu bara memang turun sebesar 11 juta ton dari tahun sebelumnya menjadi 126 juta ton karena sejumlah PLTU yang sudah habis masa efisiensinya secara bertahap tidak dilanjutkan operasionalnya dan digantikan oleh Pembangkit dengan sumber energi baru dan terbarukan. "PLNBB terus berupaya untuk mengoptimalkan batubara kalori rendah dalam jangka pendek melalui blending dan juga melalui program jangka panjang untuk melakukan blending batubara melalui pengembangan coal processing plant agar batu bara dengan GAR rendah yang volu[1]menya banyak di Indonesia dengan batubara dengan GAR tinggi agar bisa sesuai dengan spesifikasi PLTU. Ada dua keuntungannya yakni menyerap batu bara yang ada di daerah tersebut dan biayanya lebih murah," urainya.

Kemal pun mengungkapkan, selaras dengan peran perusahaan sebagai bagian dari PLN Group, yaitu untuk Securing Business Sustainability dan Optimizing Cost Efficiency, maka Perusahaan telah melakukan akuisisi Perusahaan Tambang baik sebagai Anak Perusahaan maupun Perusahaan Afiliasi untuk pemenuhan batubara PLTU khususnya PLTU Mulut Tambang.

"Untuk memastikan kinerja dari produk yang dihasilkan memenuhi harapan pelanggan, maka Perusahaan melakukan berbagai program strategis untuk memastikan pencapaian target volume, kualitas, dan ketepatan waktu sesuai harapan pelanggan. Serta untuk tambang yang dikelola oleh PT PLN Batubara (Group) maka kami memastikan agar pengelolaan tambang mengacu pada prinsip-prinsip good mining practices," ujarnya.

Dia pun menyebutkan bahwa mayoritas tambang batu bara yang dikelola PLNBB diperuntukkan untuk PLTU Mulut Tambang, antara lain 3 tambang batu bara di Jambi yang dikhususkan untuk PLTU Jambi 1 dan juga untuk memasok Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN di wilayah Sumatera dan Kalimantan Barat. Sedangkan tambang PLNBB di Kalimantan ditujukan untuk PLTU Mulut Tambang.

Terkait Corporate Social Responsibility (CSR), Kemal menerangkan bahwa PLNBB berkomitmen untuk menerapkan CSR berbasis ISO 26000 yakni standar internasional mengenai tanggung jawab sosial atau Guidance Standard on Social Responsibility yang dituangkan dalam Peraturan dan Prosedur Internal PLNBB.

"Implementasi ISO 26000 diharapkan dapat mengintegrasikan inisiatif CSR PLNBB secara bertahap yang meliputi: Tata kelola perusahaan, HAM, lingkungan dan K3, aktivitas operasi yang adil dan berintegritas, isu konsumen, aktivitas tenaga kerja, dan kontribusi pada komunitas dan masyarakat agar programnya bersifat berkelanjutan," paparnya.

Sebagai Perusahaan bagian dari PLN Group, ungkapnya, PLNBB berkomit[1]men menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mendorong kegiatan ekonomi, serta menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. “PLNBB mengacu pada ISO 26000 dan bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk mencari pola implementasi yang paling pas terutama yang dapat meningkatkan value Perusahaan sesuai peran PLNBB di PLN, meningkatkan engagement stakeholder dan harus mengacu pada Peraturan Perundangan yang berlaku" tegas-nya.

“Dengan mengadopsi ISO 26000 yang merupakan panduan komprehensif dalam kegiatan CSR, program-program CSR perusahaan dilakukan melalui proses perencanaan yang matang dengan melibatkan unsur masyarakat dan lingkungan, sehingga diharapkan bisa memberikan dampak dan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan,” pungkasnya. (TN